kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sentimen yang mendorong penguatan rupiah pada hari ini (14/9)


Senin, 14 September 2020 / 17:01 WIB
Ini sentimen yang mendorong penguatan rupiah pada hari ini (14/9)
ILUSTRASI. Rupiah ditutup menguat


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali menguat berkat antisipasi dampak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sudah dilakukan investor sebelumnya. Selain itu, fokus pelaku pasar yang menanti rapat FOMC juga cenderung menguntungkan rupiah. 

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,07% ke Rp 14.880 per dolar AS. Setali tiga uang, kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat rupiah naik 0,03% ke Rp 14.974 per dolar AS pada hari ini.

"Pasar sudah price in sentimen PSBB Jakarta," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal, Senin (14/9). Sentimen ini juga tidak lagi membawa menyeret rupiah karena regulasi PSBB tidak seketat seperti apa yang pelaku pasar perkirakan sebelumnya. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, teknis peraturan PSBB kali ini tidak membuat kekhawatiran investor meningkat seperti yang dibayangkan saat PSBB awal. "Kepanikan mengenai PSBB tidak berlanjut dan respon pelaku pasar cenderung mulai positif," kata dia. 

Baca Juga: IHSG menguat 2,89% ke 5.161,82 pada akhir perdagangan Senin (14/9), asing lepas BBCA

Selain itu, optimisme pelaku pasar kembali muncul setelah perkembangan pengadaan vaksin yang rencananya mulai didistribusikan sebelum akhir tahun di berbagai negara. 

Dari ekseternal, keduanya kompak mengatakan hasil rapat FOMC masih cenderung dovish dan menerapkan kebijakan akomodatif. Hal ini membawa sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.

Karena itu, Faisyal memproyeksikan, pergerakan rupiah pada Selasa (15/9), berpotensi kembali menguat meski terbatas. "Neraca perdagangan yang rilis besok diproyeksikan surplus sehingga bisa menyokong rupiah," lanjut dia. 

Namun, sentimen negatif masih menghantui, yaitu aksi saling balas antara China dan AS dalam membatasi aktivitas diplomat negaranya. 

Karena itu, Faisyal memproyeksikan rupiah ada rentang Rp 14.840 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS. Sementara, Josua menebak, rupiah bergerak dalam kisaran Rp 14.850 per dolar AS hingga Rp 14.950 per dolar AS. 

Selanjutnya: Rupiah ditutup menguat 0,07% ke Rp 14.880 per dolar AS pada Senin (14/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×