Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Volatilitas pasar domestik mulai mereda. Manajer investasi PT Danareksa Investment Management (DIM) mulai mengalihkan sektor saham pilihan bagi produk reksadana mereka.
Marsangap P Tamba, Direktur Investasi DIM menjelaskan, perusahaan bakal fokus pada efek saham sektor infrastruktur, perbankan, dan konsumer yang bakal menempati porsi lebih dari 50%.
Adanya peluang pemangkasan BI rate menjadi katalis positif bagi sektor perbankan. Sebab, ketika BI rate turun, biaya dana (cost of fund) perbankan juga bakal menyusut. Aksi pemerintah yang gencar menjalankan program pembangunan infrastruktur juga akan berimbas positif bagi saham sektor properti serta konstruksi.
Sebab, konsumsi semen bakal meningkat. Industri perbankan juga bakal mendulang untung karena menyalurkan dana bagi pembangunan infrastruktur.
"Kami belum berminat untuk memarkirkan dana pada saham sektor pertambangan. Sebab, komoditas masih bearish (turun)," ujarnya.
Memang saat ketidakpastian global mendominasi pasar beberapa bulan lalu, semisal spekulasi the Fed dan devaluasi mata uang yuan oleh pemerintah China, lanjut Marsangap, DIM memaksimalkan porsi instrumen pasar uang dalam produk reksadana saham hingga 20%.
Setelah volatilitas pasar mereda, barulah mereka memangkas porsi instrumen pasar uang saat ini dan menggemukkan porsi efek saham dalam racikan reksadana saham mereka. Sayangnya, ia enggan merinci porsi penambahan tersebut. “Investor juga sudah lebih percaya diri untuk masuk ke reksadana yang berbasis saham dan obligasi,” tukasnya.
Marsangap menduga, pada beberapa waktu mendatang, sentimen dalam negeri akan mendominasi pasar. Semisal penyerapan anggaran pemerintah, stabilnya nilai tukar rupiah, meredamnya kisruh politik, serta terjaganya inflasi.
“Indonesia termasuk sedikit dari banyak negara yang punya kelonggaran fiskal dan moneter untuk mendongrak pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News