Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) diproyeksikan membaik seiring adanya sejumlah katalis yang berpotensi mendorong penjualan semen. Salah satunya adalah kenaikan anggaran infrastruktur tahun 2020 sebesar Rp 414 triliun oleh pemerintah, naik 47,3% dari target tahun sebelumnya.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi menyebut, adanya potensi pemulihan perindustrian dan perumahan yang akan menopang pertumbuhan konsumsi semen nasional antara 5% hingga 7% secara tahunan turut menopang prospek Indocement.
Volume penjualan semen INTP akhir tahun lalu menurun 9,1% secara tahunan menjadi sebesar 16,2 juta ton. Realisasi ini sejalan dengan proyeksi yang dipasang Samuel Sekuritas yakni sebesar 16,6 juta ton (98%).
Yosua menyebut, penurunan penjualan terjadi terutama di basis pasar (home base market) INTP yaitu Jawa bagian barat, yang turun 14,2% secara year-on-year (yoy). Secara total, penjualan di Pulau Jawa tertekan 11,5% secara tahunan dan di luar Pulau Jawa hanya turun 1,5%.
Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Akan Dongkrak Penjualan Semen, Ini Rekomendasi Saham SMGR dan INTP
Meski demikian, performa penjualan INTP lebih baik daripada total industri semen nasional yang turun hingga 10,4%. Di tengah pelemahan penjualan, konstituen Indeks Kompas100 tersebut berhasil meningkatkan pangsa pasarnya, dari 25,5% menjadi 25,8% Peningkatan pangsa pasar terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia, kecuali Jawa Barat (-3,3%) dan Indonesia Timur (-0,2%).
Yosua menyebut, peningkatan tersebut didukung dengan strategi seperti dual-brand strategy, menjaga kualitas produk serta menambah lini bisnis ke semen instan. “Selain itu, Indocement juga melakukan pergeseran penjualan ke luar pulau Jawa yang konsumsi semennya tidak terlalu turun jauh. Proporsi penjualan ke luar pulau Jawa naik dari 25,0% menjadi 27,1% dari total penjualan,” tulis Yosua dalam riset, Rabu (3/2).
Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) menargetkan penjualan naik 4% pada 2021
Samuel Sekuritas mempertahankan proyeksi volume penjualan INTP tahun ini dan tahun 2022, sebesar 17,3 juta ton dan 18,4 juta ton. Angka tersebut meningkat masing-masing 6,9% dan 5,9% secara tahunan.
Meski demikian, harga jual rerata atau average selling price (ASP) diperkirakan akan relatif datar, seiring penambahan kapasitas dari produsen semen kecil yang naik 3,5% secara tahunan di 2021. Hal ini membuat utilisasi semen nasional pada 2021 dan 2022 cukup rendah, yakni 54,9% dan 57,8%. Yosua merekomendasikan beli saham INTP dengan target harga Rp 16.250 per saham.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa, Antonius Marcos memperkirakan adanya pertumbuhan penjualan sebesar 4% tahun ini. Proyeksi ini seiring dengan berjalannya program vaksinasi kepada masyarakat, sehingga optimisme dan pergerakan dunia usaha akan kembali menggeliat.
Selain itu, program lembaga pengelola investasi (LPI) atau sovereign wealth fund (SWF) yang dicanangkan oleh pemerintah tentunya akan menjadi katalis yang positif bagi industri semen.
“Pabrik-pabrik serta terminal-terminal kami yang tersebar di berbagai daerah adalah dalam posisi yang siap untuk menopang pertumbuhan tersebut,” terang Marcos kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Penjualan semen domestik alami pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News