Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sektor farmasi masih diprediksi tumbuh bagi beberapa analis. Tidak hanya dari obat-obat resep, produk kesehatan juga akan meningkat dengan pola hidup masyarakat yang sangat sadar akan kesehatan.
Menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan melihat emiten farmasi itu tidak terlepas dari seberapa besar consumer spending pada tahun ini. Dengan outlook ekonomi yang masih baik tentunya consumer spending akan meningkat. ”Masih bisa naik harusnya pada tahun ini,” kata Reza kepada KONTAN, aAkhir pekan lalu.
Kedua dia melihat tren masyarakat yang lebih protektid terhadap kesehatan juga menjadi peluang bagi perusahaan farmasi. Karena produk kesehatan diluar obat seperti minuman dan vitamin, pasti masih dibeli oleh masyarakat. Keuntunganya tentu akan berdampak pada emiten sepertk KLBF dan SIDO yang unggul disisi produk kesehatan.
Sementara Analis NH Korindo Joni Wintarja, emiten farmasi juga pada tahun ini akan diuntungkan dari tender pengadaan obat JKN. Salah satu emiten yang diuntungkan adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF). ”KAEF merupakan emiten BUMN obat yang besar,” katanya.
Belum lagi melihat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk sektor kesehatan juga meningkat. Dari riset kementerian keuangan (Kemenkeu) APBN kesehatan pada tahun ini sebesar Rp 104 triliun dibandingkan pada tahun lalu sebesar Rp 67,2 triliun. Tentunya porsi pengadaan obat juga semakin besar pada tahun ini.
Program JKN menurut Joni juga berkembang peset hingga jumlah anggota lebih dari 172 juta. guna meraih peluang dari segemn obat generik tanpa merek pada program JKN, emiten pun mulai ramai untuk menambah produksi dan jenis obatnya.
Seperti KLBF yang mempersiapkan fasilitas khusus untuk obat generic. Serta KAEF yang meningkatkan produksinya hingga empat kali lipat pada pabrik Banjaran Jawa Barat dan membanun pabrik salt pharmaceutical pertama di Indonesia.
Makanya melihat potensinya, dua emiten ini masih direkomendasikan buy oleh Joni dengan target harga KAEF Rp 3.280 per saham dan KLBF pada target harga Rp 1.970 per saham.
Sementara menurut Reza ada beberapa hal yang dilihat bagi emiten obat BUMN juga masih layak dikoleksi melihat tender pengadaan dari pemerintah yang pada tahun ini akan naik. Sehingga dia merekomendasikan buy KAEF dan INAF pada target harga Rp 1.800 dan Rp 4.000 per saham. Tapi yang masih menjadi pilihan utamanya di sektor farmasi adalah KLBF ditarget Rp 1.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News