Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah. Selasa (23/9) IHSG kembali turun 0,61% ke level 5.188,114. Tak hanya itu, dana asing juga kembali mencatatkan net sell sebesar Rp 597,38 miliar.
Menurut Fajar Wahyudi, Analis CIMB Securities pelemahan IHSG ini masih didorong oleh dolar Amerika Serikat yang semakin menguat.
Adapun sentimen positif menurut Fajar bagi IHSG adalah pernyataan Bank Indonesia (BI) mengenai inflasi yang turun di bulan ini. "Apalagi BI di awal Oktober nanti mereka masih akan mempertahankan suku bunga," tuturnya. Menurut Fajar, kedua sentimen ini akan terus membayangi IHSG sampai akhir bulan. Fajar pun memperkirakan jika dalam jangka pendek IHSG masih akan tertekan dan cenderung stagnan. Maka dari itu, ia pun memperkirakan jika esok IHSG masih akan melemah.
Sedangkan Lanjar Nafi Taulat, Analis Reliance Securities menyatakan, pelemahan IHSG ini masih didorong oleh aksi profit taking serta sentimen regional yang masih menghawatirkan. "Jika dilihat mayoritas saham Asia masih memerah hanya Shanghai saja yang bagus," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jika indeks Shanghai bagus lantaran data manufacturing China yang menunjukkan peningkatan. Selain itu dari saham Eropa yang masih menunjukan pelemahan akibat ECB yang melakukan stimulus. "Terlebih lagi, data manufacturing Eropa terutama Jerman masih belum bagus, itu akan menjadi sentimen negatif," kata Lanjar.
Lanjar sepakat dengan Fajar, bahwa esok IHSG masih melanjutkan pelemahannya di kisaran 5.150-5.215. Sedangkan Fajar mengira jika IHSG ada di rentang 5.160-5.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News