Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah akan menerbitkan Obligasi Retail Indonesia (ORI) 010 pada 20 September-4 Oktober nanti. ORI Mangrove yang akan diterbitkan pemerintah bernilai Rp 20 triliun.
Untuk penerbitan ORI ini, pemerintah telah menunjuk 20 agen penjual. Untuk itu, investor ritel bisa memesan surat utang negara ini dengan minimal pesanan Rp 5 juta dan maksimal senilai Rp 3 miliar.
Nah, besaran kupon bunga untuk ORI 010 ini baru ditetapkan pada 18 September mendatang. Diperkirakan, kenaikan suku bunga acuan perbankan atau BI Rate sebesar 75 basis points (bps) serta inflasi dua bulan terakhir akan menentukan besaran kupon bunga ORI ini.
I Made Adi Saputra, analis PT Nusantara Capital Securities mengatakan, dengan kenaikan BI rate 75 bps, maka akan membuat bunga deposito naik. Tentu banyak yang berharap, besaran kupon bunga ORI melebihi bunga deposito.
Peran pemerintah krusial dalam menentukan tingkat imbal hasil ORI 010 ini. Apalagi berdasarkan data Asian Bonds Online, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Indonesia bertenor 10 tahun, paling tinggi dibandingkan kawasan Asia lainnya, yaitu 260,9 bps secara year-to-date.
"Namun tenor ORI 010 hanya tiga tahun. Saat ini imbal hasil obligasi tiga tahun itu di kisaran 7,2% per tahun. Jika imbal hasilnya ditetapkan 7,25% per tahun, tentu cukup menambah minat penyerapan investor," kata Made Adi, Rabu (14/8).
Made Adi menambahkan, biasanya pemerintah menetapkan kupon ORI sedikit diatas imbal hasil deposito. Ditambah lagi beban pajak bunga ORI hanya 15% atau jauh rendah dibandingkan bunga deposito yang terkena pajak 20%.
Sebagai perbandingan, ORI 009 sebelumnya memiliki tingkat kupon bunga sebesar 6,25% per tahun, sedangkan imbal hasil depositonya adalah 5,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News