kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini prediksi analis atas nasib rupiah


Selasa, 16 Desember 2014 / 18:13 WIB
Ini prediksi analis atas nasib rupiah
ILUSTRASI. Promo JSM Superindo Periode 30 Juni-2 Juli 2023.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali merosot terhadap dollar AS. Pemicunya, pasar sedang menunggu hasil FOMC Meeting yang akan digelar pertengahan pekan ini, ditambah dengan adanya capital outflow di pasar saham.

Di pasar spot, Selasa (16/12), pasangan USD/IDR naik 0,09% dari hari sebelumnya menjadi 12.725 Sedangkan Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatatkan rupiah melemah tajam sebesar 2,4% menjadi 12.900.

Albertus Christian, Analis Monex Investindo Futures mengatakan, di awal perdagangan rupiah menyentuh 12.900, namun karena adanya intervensi Bank Indonesia (BI) maka rupiah hanya melemah tipis di akhir penutupan.

Christian menyebut, pelemahan rupiah terjadi akibat faktor domestik dan eksternal.  Ia bilang, di Dari domestik, tekanan terhadap rupiah terjadi akibat adanya arus modal keluar atau capital outflow dari pasar saham dan tingginya permintaan dollar AS untuk memenuhi kewajiban perusahaan-perusahaan di akhir tahun. “Selain itu, merosotnya harga komoditas juga menambah tekanan karena melukai prosfek neraca perdagangan Indonesia,” jelas Christian.

Sementara dari sisi eksternal, terjadi kecemasan di pasar menjelang Pertemuan Dewan Gubernur The Fed (FMOC Meeting) yang akan digelar pertengahan pekan ini.

Christian melihat , tekanan terhadap rupiah masih akan berlanjut menjelang pengumuman hasil FOMC Meeting nanti. Ia bilang, selama belum ada kepastian tentang arah suku bunga masih rupiah masih akan terus tertekan. “ Terutama jika nanti ada kejutan maka rupiah bisa lebih melemah lagi.

Rully Arya Wisnubroto, Pengamat pasar uang Bank Mandiri mengatakan, rupiah hanya melemah tipis pada penutupan akibat intervensi BI. Menurutnya, pelemahan rupiah terjadi akibat sentimen negatif dari global yakni penurunan harga komoditas. “Selain itu pasar juga sedang menunggu hasil FMOC Meeting,” ujarnya.

Rully menilai rupiah masih akan bergerak konsolidasi cenderung melemah sebelum hasil FOMC Meeting diumumkan. Ia memprediksi rupiah akan bergulir di kisaran 12.625 -12.850. Adapun Christian memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran 12.635 -12870.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×