kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.053   69,54   1,00%
  • KOMPAS100 1.055   14,86   1,43%
  • LQ45 830   12,77   1,56%
  • ISSI 214   1,32   0,62%
  • IDX30 423   7,30   1,75%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 120   1,70   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Ini penyebab penjualan SBR003 gagal melampaui pencapaian SBR002


Selasa, 29 Mei 2018 / 19:50 WIB
Ini penyebab penjualan SBR003 gagal melampaui pencapaian SBR002
ILUSTRASI. Penawaran SBR


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menetapkan hasil penjualan Savings Bond Ritel seri SBR003 sebesar Rp 1,92 triliun. Kendati berhasil melebihi target indikatif sekitar Rp 1 triliun, penjualan SBR003 sebenarnya masih kalah dibandingkan seri sebelumnya yaitu SBR002 yang mencapai Rp 3,91 triliun.

Fund Manager Capital Asset Management, Desmon Silitonga menilai wajar apabila nilai penjualan SBR003 tidak terlalu tinggi. Ini mengingat nilai minimal pemesanan instrumen tersebut tergolong rendah, yakni hanya Rp 1 juta sedangkan nilai maksimal pemesanannya sebesar Rp 3 miliar.

“Karena hanya Rp 1 juta, pemerintah memang menargetkan basis investor pemula yang penghasilannya tidak terlalu besar,” katanya, kemarin (28/5).

Menurutnya, investor pemula memang memiliki keterbatasan dalam hal pengetahuan seputar investasi obligasi. Oleh karena itu, tak heran jika investor seperti itu cenderung melakukan pemesanan SBR003 dalam jumlah minimal.

Lebih lanjut, proses transaksi yang dilakukan sepenuhnya secara online turut mempengaruhi jumlah penjualan SBR003. Memang, kehadiran platform transaksi SBR003 secara online bertujuan mempermudah investor yang ingin membeli instrumen tersebut. Namun, karena sistem tersebut baru pertama kali diterapkan, investor tetap membutuhkan waktu adaptasi.

Sementara itu, Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar menjelaskan, SBR003 memiliki kelemahan karena tidak dapat diperjual-belikan di pasar sekunder. Hal itu turut mempengaruhi minat investor terhadap instrumen tersebut.

Sebagaimana yang diketahui, SBR003 hanya memberlakukan early redemption yang berlangsung pada bulan Mei 2019 mendatang. “Instrumen ini mungkin kurang menarik bagi investor yang ingin melakukan penjualan kembali kapanpun mereka mau,” imbuh Anil, Senin (29/5).

Meski begitu, dengan kupon awal sebesar 6,8%, SBR003 masih menjadi instrumen obligasi yang menarik bagi investor ritel. Apalagi, kupon SBR003 dapat mengalami kenaikan jika suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate juga ikut naik. “Kalau BI 7 Day Repo Rate naik menjadi 4,75%, kupon SBR003 bisa di atas 7%,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×