Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) membukukan kenaikan laba 25,6% sepanjang 2021. Emiten pertambangan batubara ini mencetak laba bersih US$ 74,13 juta pada tahun lalu. Sebagai perbandingan, laba bersih HRUM pada 2020 sebesar US$ 59 juta.
Kenaikan laba bersih HRUM bersamaan dengan naiknya pendapatan. HRUM membukukan pendapatan senilai US$ 336,2 juta sepanjang 2021. Realisasi ini terbang 113% dari pendapatan di tahun sebelumnya yang hanya US$ 157,8 juta.
Merujuk laporan operasional, Minggu (3/4), HRUM menjual 3,5 juta ton batubara sepanjang 2021 atau meningkat 25,6% dari tahun sebelumnya. Dari sisi produksi, HRUM membukukan volume produksi 3,6 juta batubara.
Penjualan selama tahun 2021 mayoritas dilempar ke kawasan Asia Pasifik. Porsi terbesar dijual ke China (82%), Jepang (8%), diikuti oleh Bangladesh (5%), Thailand (2%), Korea Selatan (1%), India (1%) dan Pakistan (1%).
Baca Juga: Cahaya Bintang Medan (CBMF) Targetkan Laba Bersih Naik 10% Tahun Ini
Di tahun yang sama, seiring dengan kenaikan harga batubara dunia, HRUM juga berhasil meningkatkan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 74,8% secara year-on-year (yoy) menjadi US$ 92,8 per ton. Kombinasi volume penjualan yang lebih tinggi dan ASP membuat pendapatan HRUM naik lebih dari dua kali lipat.
Kinerja HRUM secara kuartalan juga membaik. Pada kuartal keempat 2021, HRUM memproduksi 1,1 juta ton batubara atau 20,6% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Volume penjualan HRUM di kuartal keempat 2021 meningkat menjadi 1,0 juta ton dari sebelumnya 0,9 juta ton pada kuartal ketiga 202.
Pada kuartal keempat 2021, HRUM mencatatkan kenaikan ASP sebesar 35,4% yakni menjadi US$ 129,0 per ton dibandingkan dengan ASP yang dicapai pada kuartal sebelumnya yakni US$ 94,5 per ton. Akibatnya, pendapatan HRUM pada kuartal keempat 2021 meningkat 45,4% secara kuartalan menjadi US$ 130,6 juta.
Total belanja modal atau capital expenditure yang dihabiskan sepanjang 2021 adalah US$ 16,1 juta, diantaranya untuk penambahan properti tambang di Mahakam Sumber Jaya (MSJ) dan Karya Usaha Pertiwi (KUP), biaya perawatan armada tongkang milik Layar Lintas jaya (LLJ), pembelian kendaraan, serta persiapan dan pengembangan tambang di Position.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News