Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) berencana menaikkan harga jual semen sebesar 2% sampai 3% tahun ini. Kenaikan harga semen dilakukan guna mendongkrak marjin kinerja perseroan.
Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai, kenaikan harga itu hal wajar bagi emiten. Pasalnya, emiten pelat merah itu menaikkan harga guna menyesuaikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun lalu yang bsia mempengaruhi margin SMGR.
Reza melihat, SMGR mesti menjaga marginnya tetap ada di kisaran 28% sampai 32%. Namun begitu, Reza meyakini, kenaikan harga jual semen milik SMGR tersebut tidak akan menurunkan pangsa pasar SMGR.
Analis Bahana Securities Teguh Hartanto dan Salman Fajari Alamsyah, dalam risetnya 11 Desember 2013, memperkirakan, konsumsi semen domestik akan tumbuh melambat dari 5,7% di 2013 menjadi 5,1% di 2014.
Hal itu disebabkan sektor properti yang terkena dampak ketentuan Loan to Value (LTV) yang menimbulkan penundaan beberapa proyek konstruksi. Kemudian, depresiasi Rupiah, kenaikan biaya transportasi, dan harga yang melemah dapat menekan margin emiten semen.
Teguh dan Salman menghitung, penjualan SMGR bisa naik 10,2% dari estimasi 2013 sebesar Rp 24,5 triliun menjadi Rp 27 triliun. Kemudian, labanya diperkirakan meningkat 7,1% dari Rp 5,42 triliun ke posisi Rp 5,81 triliun.
Sedangkan Reza memproyeksikan, pendapatan SMGR bisa tumbuh 13% sampai 15% tahun ini. Kemudian, labanya bisa naik 15% sampai 17%. Perolehan laba melambat dari perkiraan pertumbuhan tahun 2013 sebesar 18%. Hal ini, kata Reza, terjadi karena biaya produksi mengalami peningkatan karena adanya Pemilu yang membuat proyek pemerintah sedikit tersendat.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham SMGR tutup di angka 14.350, turun 1,03%. Reza menyarankan beli dengan target harga 18.500. Sedangkan, Teguh dan Salman merekomendasikan hold untuk saham SMRG dengan target harga 13.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News