Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat kerugian bersih Rp 3,30 triliun pada tahun 2018, dari tahun 2017 dengan laba Rp 375,24 miliar. Lonjakan kerugian ini terutama berasal dari beban penyusutan dan amortisasi yang mencapai Rp 11,62 triliun.
Menurut Etta Rusdiana Putra, analis Kresna Securities, kerugian bersih yang dilaporkan EXCL masih sesuai ekspektasi. Nah, kerugian bersih itu sendiri karena depresiasi penonaktifan jaringan 2G.
Dengan pengurangan jaringan 2G oleh EXCL, maka hal ini bisa dialokasikan untuk menyokong kecepatan data dan bisa menjadi kekuatan kinerja EXCL ke depannya.
“Akan lebih kompetitif untuk menurunkan biaya perusahaan per gigabyte-nya. Karena secara teknologi, kapasitas kabel optik naik dan industri telekomunikasi ke depannya akan semakin berkembang,” ujar Etta kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).
Jadi, meskipun mencatat rugi, Etta melihat hal ini tidak akan memberi dampak buruk bagi EXCL. Malahan menjadi langkah strategi dan masih menilai positif untuk kinerja EXCL tahun ini.
Dia menyarankan untuk operator telekomunikasi lain mengikuti EXCL dalam rangka meningkatkan efisiensi industry.
“80% pelanggan sudah menggunakan smartphone. EXCL juga sudah menyediakan handset 4G dengan harga yang wajar, ditambah berbagai atraksi seperti gratis penggunaan Youtube selama satu tahun. Jadi tindakan ini tepat meski harus rugi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News