Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek peningkatan dana asing pada surat berharga negara (SBN) dinilai masih cukup cerah. Padahal saat ini, kini kepemilikan asing di SBN sedang berkurang.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Senin (3/2). kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1.071,38 triliun. Padahal pada 24 Januari lalu, kepemilikan asing di SBN capai rekor di Rp 1.092,02 triliun.
Para analis menilai, penurunan kepemilikan asing di SBN ini terjadi karena faktor profit taking. Terlebih karena sejak awal tahun, tren kenaikan kepemilikan pada SBN terus terjadi.
Investor asing pun masih melihat pasar obligasi dalam negeri masih menarik. Ini terlihat pada penawaran lelang surat utang negara (SUN) yang mencapai Rp 96,90 triliun. Ini jadi rekor jumlah penawaran terbanyak.
Baca Juga: Analis: Berkurangnya kepemilikan asing di SBN hanya sementara
Selain itu, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menyebut, faktor likuiditas dan posisi credit default swap (CDS) punya pengaruh besar terhadap prospek dana asing di obligasi pemerintah.
“Angka CDS saat ini masih di level rendah. Mengingat CDS merupakan indeks yang mengukur persepsi risiko suatu negara untuk dijadikan tempat berinvestasi,” terang Nico ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/2).
Asal tahu saja, CDS Indonesia tenor 5 tahun ada di level 63,603. Sebenarnya, CDS pernah mencapai rekor terendah pada 16 Januari lalu, saat berada di 59,589.