Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga batubara kembali naik (rebound) dalam tiga hari terakhir. Faktor revisi pertumbuhan ekonomi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan cuaca buruk di awal tahun disinyalir menjadi pendorong rebound batubara.
Data Bloomberg menunjukkan, harga batubara di ICE Futures Europe menguat 2,28% menjadi US$ 62,85 per ton pada Rabu (21/1). Ini adalah rebound hari ketiga berturut-turut setelah pada Jumat (16/1) harga batubara sempat menyentuh level terendah lima tahun di harga US$ 57,55 per ton.
Ibrahim, Direktur Equilibrium Komoditi Berjangka menyatakan, penguatan harga batubara yang terjadi tiga hari terakhir didorong oleh revisi pertumbuhan ekonomi dunia oleh IMF.
Beberapa hari lalu, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2015 menjadi 3,5%. Ini lebih rendah dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 3,8% yang dibuat IMF pada Oktober 2014.
Revisi ini, di satu sisi, memang menjadi sentimen negatif bagi pegerakkan harga komoditas termasuk batubara. Terlebih, IMF juga menurunkan proyeksi ekonomi China, konsumen batubara terbesar dunia, dari 7,1% menjadi 6,8%.
Namun, di sisi lain, pemangkasan ini juga bisa dimaknai sebagai sentimen positif untuk batubara. Soalnya, revisi pertumbuhan ekonomi China oleh IMF dapat mendorong Negeri Panda itu untuk memangkas rasio cadangan dana.
Kebijakan itu, jika dilakukan, kemungkinan bakal mendorong program stimulus ekonomi seperti yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Eropa (ECB). "Dengan program stimulus, perekonomian China sebagai importir terbesar batubara diharapkan bisa kembali positif," kata Ibrahim, Kamis (22/1).
Di akhir pekan ini, Ibrahim merekomendasikan beli batubara di rentang support US$ 62,5 dan resistance US$ 63,1 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News