Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Para analis memprediksi bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve akan menaikkan bunga acuan AS pada pertemuan dua hari, Selasa-Rabu mendatang (13-14 Desember). Pengaruhnya pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kemudian, diperkirakan tidak akan terlalu besar.
Hans Kwee, analis Investa Saran Mandiri memprediksi, The Fed akan menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dengan peluang kenaikan 94%. "Efeknya kepada IHSG tidak akan terlalu besar, sebab sudah dilakukan antisipasi sebelumnya," ujar Hans kepada KONTAN, Senin (12/12).
Analis dari NH Korindo Sekuritas, Bima Setiaji juga menyampaikan prediksi sama. Menurutnya, Fed Funds Rate (FFR) di prediksi naik berdasarkan polling dengan probabilitas 92.7%, dengan kenaikan 25 bps.
Bima juga memprediksi beberapa efek dari kenaikan FFR yaitu penguatan dollar terhadap rupiah. Kemudian, terjadinya capital outflow dan ini akan membuat shock IHSG, namun hanya sesaat. Dan juga bisa dipastikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih dalam keadaan baik.
"Sehingga efek turunannya, saya lihat dapat dijadikan peluang mencari saham saham murah dengan fundamental yang bagus," jelasnya.
Analis Recapital Securities, Kiswoyo Adi Joe menyampaikan kenaiakan suku bunga acuan The Fed itu diperkirakan naik 0,25% sampai 0,50%. Kenaikan akan minim efeknya terhadap IHSG. "Paling koreksi IHSG sampai 5.050 dan ini masih diatas 5.000," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News