Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia menaikkan BI Rate 25 basis poin (bps) dari level 5,75% ke 6%, diproyeksikan analis bakal mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi II.
Kiswoyo Ady Joe, Managing Partner PT Investa Saran Mandiri menilai, IHSG sesi II akan merespons negatif langkah BI ini, terutama untuk sektor perbankan. “IHSG bisa turun, terutama sektor perbankan. Namun penurunan tidak terlalu dalam,” kata Kiswoyo saat dihubungi KONTAN, Kamis (13/6).
Menurut Kiswoyo, kenaikan BI Rate juga terasa bagi semua sektor, terutama emiten yang menerbitkan obligasi dan emiten yang doyan mengajukan kredit ke perbankan. Sebab, “Bunga obligasi yang diterbitkan bisa naik juga,” jelas Kiswoyo.
Terkait hal itu, Kiswoyo merekomendasikan investor untuk bersikap wait and see. Menurutnya, kenaikan BI Rate merupakan respons BI terhadap potensi kenaikan inflasi yang akan terjadi, bukan karena kondisi di pasar saham.
“Sikap wait and see lebih tepat, karena pasar saat ini bukan menunggu BI Rate melainkan menunggu kepastian kenaikan BBM bersubsidi,” jelasnya.
Perlu diketahui, kenaikan BI Rate menjadi 6% telah mengakhiri posisi BI Rate di angka 5,75% yang bertahan selama 16 kali berturut-turut. Terakhir kali, BI menurunkan BI rate pada 9 Februari 2012 dari 6% menjadi 5,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News