kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan Waskita Karya (WSKT) pilih pendanaan dari divestasi tol


Minggu, 12 Juli 2020 / 20:33 WIB
Ini alasan Waskita Karya (WSKT) pilih pendanaan dari divestasi tol


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membidik kas masuk dari rencana divestasi empat ruas tolnya antara lain Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Tol Kanci-Pejagan, Tol Pejagan-Pemalang dan menjual sebagian kepemilikan di Tol Cibitung-Cilincing. Waskita Karya berencana melepas konsensi dengan dua skema, yaitu langsung kepada investor dan menggunakan penerbitan instrumen ekuitas. 

Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menjelaskan alasan Waskita memilih divestasi sebagai upaya menjaga arus kas. Menurut Taufik, tol yang dimiliki Waskita Karya saat ini didominasi oleh hasil prakarsa anak usahanya yakni Waskita Toll Road yang kemudian pengerjaan konstruksinya digarap oleh Waskita Karya sebagai induk dan didukung oleh anak usaha lainnya. 

Baca Juga: Ini siasat Waskita Karya (WSKT) menjaga rasio utang

Hal ini menyebabkan pendapatan dari konstruksi meningkat pesat. Di sisi lain, siklus bisnis jalan tol di tahap awal operasional juga mencatatkan kas negatif. Sehingga penghasilan dari pengoperasian tol dinilai tak cukup untuk membiayai operasional Waskita Karya mengingat masa pengembalian (payback periode) tol bisa hingga 15 tahun.

"Kalau kami menunggu kas masuk dari reccuring bisnis maka kita akan kalah. Sehingga kalau didivestasikan meski posisinya belum positif, karena penilaiannya menggunakan future income kami dapat valuasi yang uangnya sekaligus dapat kami ambil," jelas Taufik, Sabtu (12/7). 

Baca Juga: Dorong BUMN Karya renegosiasi, begini komentar anggota Komisi VI DPR

Taufik juga menambahkan, setiap tol milik Waskita yang sudah mulai beroperasi perlu didivestasikan karena dana hasil divestasi akan kembali digunakan untuk berinvestasi di trase baru. "Begitu divestasi macet, otomatis kami investasi yang baru itu akhirnya harus menggunakan sumber dana yang lain atau tertunda," ujar dia. 

Dari segi pendanaan, menurut Waskita Karya sumber dana pinjaman perbankan atau lembaga keuangan dinilai lebih mahal bila dibandingkan adanya dana masuk dari divestasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×