kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Alasan Saraswanti Anugerah (SAMF) Kerek Kapasitas Produksi di Semester II-2022


Kamis, 16 Juni 2022 / 07:55 WIB
Ini Alasan Saraswanti Anugerah (SAMF) Kerek Kapasitas Produksi di Semester II-2022


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) genjot kapasitas pabrik di tahun 2022. Jika tidak ada aral melintang, pada semester II-2022 total kapasitas produksi SAMF akan naik menjadi 700.000 ton per tahun dari yang sebelumnya 600.000 ton per tahun.

Direktur Utama SAMF, Yahya Taufik mengatakan, Indonesia merupakan negara agraris di mana kebutuhan pupuknya sangat besar. Bahkan Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi benchmark perdagangan pupuk dunia. Adapun kebutuhan pupuk pada 2021 baik itu pupuk subsidi maupun non-subsidi sudah mencapai sekitar 27 juta ton per tahun.

Secara umum, potensi pasar pupuk nasional non-subsidi hampir mencapai 20 juta ton per tahun dengan perincian pasar pupuk tunggal sebanyak 9,05 juta ton dan pupuk majemuk sebanyak 10,5 juta ton.

Yahya mengungkapkan, potensi pasar 10,5 juta ton per tahun ini belum bisa terpenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga sampai sekarang Indonesia masih melakukan impor terutama dari Malaysia dan China.

Baca Juga: Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Bakal Bagikan Dividen Rp 85,57 Miliar

“Dari potensi pasar pupuk tersebut yang sebanyak 10,5 juta ton per tahun, kami baru bisa memasok sesuai dengan kapasitas produksi kami yakni 700.000 ton per tahun. Artinya, potensi pasar ini masih sangat besar,” ujar Yahya dalam paparan publik secara virtual, Rabu (15/6).

Di tahun ini, manajemen SAMF sedang dalam proses ekspansi peningkatan kapasitas pabrik Mojokerto II dari kapasitas awal sebanyak 100.000 ton akan menjadi 200.000 ton per tahun. Ekspansi kapasitas yang memakan biaya Rp 125 miliar ini rencananya akan rampung pada semester II 2022.

Sejak SAMF melantai di bursa atau melaksanakan initial public offering (IPO) di tahun 2020, mereka memang gencar menambah kapasitas produksinya. Sedikit kilas balik, sebelum 2020  kapasitas produksi SAMF masih di kisaran 440.000 ton per tahun.

Kemudian setelah IPO di 2020 pihaknya mengerek kapasitas produksi menjadi 600.000 ton hingga di 2022 ini kapasitasnya naik  lagi menjadi 700.000 ton per tahun.

Saat ini SAMF mengoperasikan 5 pabrik yang terdiri dari pabrik Mojokerto I sebesar 100.000 ton per tahun, pabrik Mojokerto II kapasitasnya akan naik menjadi 200.000 ton per tahun, pabrik Medan I sebesar 80.000 ton, pabrik Medan II kapasitas 160.000 ton, dan pabrik Sampit sebesar 160.000 ton.

 

Yahya menjelaskan, selama ini SAMF menjual hampir seluruh produksi pupuknya atau 97% ke perkebunan kelapa sawit sedangkan sisanya pada tanaman lainnya. Seiring dengan kenaikan harga sawit saat ini, permintaan pupuk menjadi semakin meningkat seiring dengan pabrik kelapa sawit yang memacu penjualannya.

“Memang yang saat ini kami rasakan adalah kenaikan harga CPO itu demikian sangat berpengaruh pada pasar pupuk karena permintaan pupuk luar biasa,” ungkapnya.

Mengikuti prospek yang cerah ini, Yahya mengungkapkan, perusahaan merevisi target penjualan dan laba di sepanjang tahun ini. Sebelumnya pada Desember 2021, SAMF menargetkan penjualan senilai Rp 2,43 triliun dan laba senilai Rp 300 miliar.

Namun, dengan adanya kenaikan permintaan saat ini manajemen SAMF  merevisi target sebelumnya yakni menjadi sebagai berikut, target penjualan Rp 2,88 triliun dan laba Rp 347 miliar.

Sampai dengan kuartal I 2022, SAMF telah mencatatkan kenaikan penjualan hingga 2,82 kali atau menjadi Rp 839 miliar dari yang sebelumnya Rp 297 miliar di kuartal I-2021. Adapun labanya juga meningkat bahkan hingga 4,21 kali lipat

Untuk mencapai target tersebut, Yahya mengatakan, SAMF akan melaksanakan sejumlah strategi yakni peningkatan efisiensi, penguatan modal usaha, keamanan dan jaminan bahan baku, menjaga produk dengan kualitas yang premium, penguatan riset hingga jaringan penjualan dan produk intensif.

Baca Juga: Kuartal I 2022, Saraswanti (SAMF) Bukukan Penjualan Rp 839,49 Miliar

Tantangan Pasokan Bahan Baku

Di tengah kondisi perang Rusia-Ukraina, industri pupuk mengalami tantangan berupa pasokan bahan baku yang terhambat. Pasalnya, Rusia merupakan salah satu pemasok utama bahan baku pupuk di dunia yakni potasium.

Yahya mengatakan, menurut informasi yang diketahuinya bahwa akibat perang Rusia-Ukraina pasokan potasium dunia akan mengalami defisit sehingga saat ini hampir semua negara berebut untuk mendapatkan potasium.

Namun, dengan adanya permintaan yang meningkat sejak akhir tahun 2021 membuat manajemen SAMF sudah meningkatkan pasokan bahan baku dari Laos. Meskipun pasokan bahan baku dari Rusia tetap berjalan, SAMF juga mencari alternatif pasokan bahan baku pupuk dari Uzbekistan.

“Begitu perang Rusia-Ukraina terjadi, kami langsung ke Uzbekistan. SAMF merupakan perusahaan yang awal melakukan strategi mengalihkan sumber bahan baku,” ujarnya.

Maka itu dengan strategi ini, Yahya percaya diri bahwa peningkatan kapasitas produksi tahun ini tidak terganjal dengan hambatan pasokan bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×