kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan pabrik baru Wahana Interfood Nusantara (COCO) belum kelar


Rabu, 06 Oktober 2021 / 07:05 WIB
Ini alasan pabrik baru Wahana Interfood Nusantara (COCO) belum kelar


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) harus menunda penyelesaian pabrik baru yang sedang di bangun di Sumedang Jawa Barat. Awalnya, pabrik baru tersebut ditargetkan dapat beroperasi pada semester kedua tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Wahana Interfood Nusantara Gendra Fachrurozi menjelaskan, saat ini proses pembangunan pabrik tersebut terhenti, karena jadwal kedatangan mesin yang tertunda.

Lebih lanjut dia bilang, mesin yang dipesan dari Eropa mengalami keterlambatan karena pabrik mesin tersebut menghentikan kegiatan operasionalnya sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

"Sampai saat ini pembangunan pabrik baru dalam posisi terhenti akibat jadwal kedatangan mesin yang terganggu, di mana mesin harus masuk terlebih dahulu saat konstruksi bangunan belum selesai," jelas Gendra saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/10).

Baca Juga: Wahana Interfood Nusantara (COCO) masih akan fokus kembangkan pasar lokal

Dia pun belum bisa memastikan kapan proses pembangunan pabrik anyar tersebut akan dilanjutkan kembali. Sebab, hal ini bergantung pada kedatangan mesin dari Eropa.
"Pasti akan dilanjutkan kembali. Tapi lagi kondisi seperti saat ini, wait and see saja, soalnya berkaitan dengan mesin dari Eropa," tegas dia.

Untuk menggarap pabrik baru beserta fasilitas pendukungnya, COCO menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 41,23 miliar. Hingga akhir tahun nanti, Gendra memperkirakan serapan capex 2021 hanya 30% dari total dana yang dianggarkan.

"Karena kondisi saat ini perseroan sangat selektif menggunakan capex," ujar dia.

Gendra mengungkapkan, kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, turut berdampak terhadap laju bisnis COCO di tahun ini. Terutama pada periode Juli-Agustus lalu, di mana volume demand terus mengalami penurunan tajam karena lonjakan Covid-19 kembali terjadi di Tanah Air, sehingga pemerintah harus memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"PPKM Darurat jadi penyebab utamanya turunnya kinerja perseroan, sebab banyak mal-mal yang tutup membuat usaha tenant-tenant pelanggan COCO menjadi tidak berjalan sehingga permintaan pun menjadi anjlok. Pada bulan Juli hingga awal Agustus 2021 penurunan kapasitas produksi perseroan mencapai 40%," lanjut dia.

 

Meskipun begitu, COCO tetap optimistis dapat mencapai target bisnis tahun ini. Lantaran situasi penanganan Covid-19 sudah mulai menunjukkan perbaikan, yang ditandai dengan pelonggaran PPKM dan juga pembukaan kembali mal-mal yang ada di seluruh Indonesia.

Sebagai gambaran, per 30 Juni 2021, COCO tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 102,98 miliar. Jumlah itu terkerek 116,52% dari pendapatan di periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 47,56 miliar.

Dari sisi bottom line, hingga Juni lalu COCO berhasil meruap laba neto tahun berjalan sebesar Rp 4,12 miliar. Jumlah itu juga naik 72,21% dari posisi yang sama di periode Januari-Juni 2021 di Rp 2,39 miliar.

Selanjutnya: Gandeng Kredivo, DBS Indonesia salurkan pendanaan Rp 1 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×