CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.747   128,00   0,81%
  • IDX 7.265   -119,35   -1,62%
  • KOMPAS100 1.121   -17,53   -1,54%
  • LQ45 890   -11,44   -1,27%
  • ISSI 220   -4,12   -1,84%
  • IDX30 459   -4,53   -0,98%
  • IDXHIDIV20 556   -4,52   -0,81%
  • IDX80 129   -1,66   -1,28%
  • IDXV30 139   0,07   0,05%
  • IDXQ30 154   -1,24   -0,80%

Ini alasan Mirae menilai BBRI lebih prospektif


Rabu, 03 Februari 2021 / 06:13 WIB
Ini alasan Mirae menilai BBRI lebih prospektif
ILUSTRASI. Tiga bank BUMN telah merilis hasil kinerja sepanjang 2020


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga bank pelat merah telah merilis hasil kinerja sepanjang 2020. Kinerja menunjukkan perbaikan. Namun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi kandidat paling prospektif.

Dari sisi kinerja, BBRI membukukan laba bersih Rp 4,54 triliun pada kuartal keempat tahun lalu. Nilai ini meski turun 52% secara tahunan, namun naik 15,3% secara kuartalan.

Sehingga, BBRI mampu mencatat laba bersih Rp 18,65 triliun sepanjang 2020. "Pencapaian ini setara dengan 123% dari estimasi konsensus dan 96% dari estimasi kami," ujar Lee Young Jun, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Selasa (2/2).

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) meraup laba bersih Rp 3,13 kuartal keempat 2020, turun 56,7% secara tahunan dan turun 15,3% secara kuartalan. Meski turun, pencapaian tersebut setara 114% dari estimasi Lee dan 102% dari estimasi konsensus.

Baca Juga: Mulai rilis laporan keuangan, simak rekomendasi saham bank BUMN berikut ini

Namun, saham BMRI belakangan ini terus rally. "Sehingga, kami turunkan rekomendasinya menjadi trading buy dari sebelumnya buy," imbuh Lee.

Adapun target harga saham BMRI dari Lee saat ini sebesar Rp 8.230 per saham.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat kinerja paling buruk dari sisi laba lantaran bank ini mencatat kerugian Rp 1,04 triliun kuartal keempat kemarin. Kerugian tersebut lantaran BBNI mencatat kenaikan biaya provisi sebesar 152,7% secara tahunan menjadi Rp 8,61 triliun. Sedangkan secara kuartalan, biaya provisi ini naik sebesar 32,3%.

Kondisi tersebut membuat Lee menurunkan target harga dari sebelumnya Rp 6.950 per saham menjadi Rp 6.790 per saham. Meski begitu, dia tetap mempertahankan rekomendasi buy saham BBNI ini.

Sedangkan untuk BBRI, Lee merekomendasikan buy dengan target harga Rp 5.620 per saham.

Baca Juga: Bagaimana nasib program KPR subsidi di bank syariah BUMN usai merger?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×