kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Ini 3 strategi perencanaan investasi bagi wanita


Sabtu, 06 Oktober 2012 / 11:30 WIB
Ini 3 strategi perencanaan investasi bagi wanita
ILUSTRASI. Samsung Galaxy M62


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setiap orang membutuhkan strategi perencanaan keuangan, tak terkecuali wanita baik yang lajang maupun sudah menikah. Perencanaan keuangan untuk berinvestasi menjadi penting untuk dilakukan demi masa depan.

Hal inilah yang diungkapkan oleh Financial Planner Ligwina Hananto kepada Kontan, Jumat (5/10) di Jakarta Convention Center selepas memberi seminar "Finansial for Modern Woman".

Lalu apa yang harus dilakukan oleh para wanita dalam merencanakan investasinya? Lignina menjawab, "Pertama, harus tahu mau punya aturan seperti apa. Memutuskan mau mengatur investasi atau mengatur lalu lintas keuangan," tutur Ligwina. Dia menambahkan, apabila kita sudah tahu mau mempunyai aturan seperti apa, bicarakan dengan pasangan sehingga bisa bertukar pikiran.

Kedua, mengetahui tujuan finansial. Tentunya, tegas Ligwina, tujuan finansial wanita yang masih lajang dan yang sudah menikah akan berbeda. Terlebih, banyak perempuan belum menikah yang cenderung  berpikir bahwa suaminyalah yang nantinya akan mengurus dirinya. "Padahal sekarang perempuan-perempuan itu banyak yang kerja. Jadi, yang seperti  ini yang harus kita sadarkan," terang perempuan penulis buku "Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin" itu.

Ketiga, perhatikan dengan seksama soal produk investasi. Dalam hal ini diperlukan wawasan finansial. "Soal produk keuangan itu bisa belajar. Banyak produk keuangan, dia beli tapi dia tidak mengerti. Itu yang masalah. Jadi mau tidak mau adalah edukasi," tegas Ligwina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×