CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Infovesta: Sucorinvest Flexi Fund jawara reksadana campuran di 2011


Kamis, 05 Januari 2012 / 12:11 WIB
Infovesta: Sucorinvest Flexi Fund jawara reksadana campuran di 2011
ILUSTRASI. Lahan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Produk reksadana Sucorinvest Flexi Fund besutan PT Gani Asset Management mencatatkan performa terbaik untuk reksadana campuran di 2011. Hasil riset PT Infovesta Utama menunjukkan, produk yang sebelumnya bertajuk Gani Flexi Fund ini, selama periode setahun (30 Desember 2010 - 30 Desember 2011) menorehkan imbal hasil sebesar 19,98%.

Lalu posisi kedua diraih produk Panin Dana Unggulan milik PT Panin Asset Management yang mengantongi return 14,99 (yoy). Di peringkat ketiga, produk Makara Prima keluaran PT Bahana TCW Invesment Management yang selama setahun memberi cuan 13,57%.

Hanya sayangnya, masih ada banyak reksadana campuran yang tidak meraup untung sepanjang tahun 2011. Dari 99 produk reksadana campuran yang diriset Infovesta, sebanyak 34 produk mencatatkan imbal hasil negatif atau merugi. Produk yang paling merugi adalah Valbury Inklusi milik PT Valbury Asia Securities dengan return minus 24,39% (yoy).

Analis PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya menyebut, seharusnya dengan fleksibilitas produk yang dimiliki oleh jenis reksadana campuran ini, tidak tertutup kemungkinan reksadana campuran bisa lebih unggul di antara produk reksadana konvensional lainnya, seperti reksadana saham atau reksadana pendapatan tetap.

Namun, sepanjang tahun ini, reksadana campuran menduduki peringkat ketiga untuk imbal hasil terbesar setelah reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap. Sebagai gambaran, data Infovesta menunjukkan, imbal hasil produk reksadana saham sebesar 23,93% (yoy), sedangkan produk reksadana pendapatan tetap menorehkan return sebesar 23,44%.

Lanjut Edbert, fleksibilitas produk ini juga bisa menjadi kelemahannya. "Terkadang ada juga Manajer Investasi (MI) yang bertahan dengan proporsi aset yang menjadi portfolio produk reksadana campurannya, atau dengan kata lain, MI tidak serta merta sering mengubah susunan portfolionya, " ujarnya, Kamis (5/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×