Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Data inflasi Australia menunjukkan hasil mengecewakan. Imbasnya, mata uang AUD tergerus di hadapan dollar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (25/1) pukul 19.09 WIB, pasangan AUD/USD melemah 0,38% ke level 0,75538 dibanding sehari sebelumnya.
Sri Wahyudi, Analis PT Garuda Berjangka mengatakan, data inflasi Australia menunjukkan penurunan daya beli masyarakat. Biro Statistik Australia merilis inflasi kuartal IV-2016 di angka 0,5% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya serta proyeksi di angka 0,7%. Sementara rilis inflasi dari Bank Sentral Australia (RBA) kuartal IV - 2016 di angka 0,4% atau sama dengan kuartal sebelumnya tetapi di bawah proyeksi 0,5%.
Data inflasi Australia akhirnya membebani laju AUD di depan USD. "Apalagi AUD sudah menguat dalam empat pekan beruntun. Pelemahan AUD kali ini juga dipicu aksi profit taking," ujar Wahyudi.
Di sisi lain, dollar AS sebenarnya masih minim sentimen. Angka penjualan rumah Amerika Serikat (AS) bahkan turun menjadi 5,49 juta dari sebelumnya 5,65 juta. Pelaku pasar juga masih mencari sinyal positif dari pemerintahan Presiden Donald Trump. "Saat ini belum ada penjelasan mengenai kebijakan fiskal AS, termasuk reformasi pajak," imbuh Wahyudi.
Namun demikian, pelemahan AUD/USD masih bisa berlanjut pada Kamis (26/1) meski cenderung terbatas. Pergerakan dollar Australia minim sentimen lantaran hari libur nasional Australia. Sedangkan the greenback menanti data klaim pengangguran yang dirilis Kamis malam. Adapun proyeksinya naik ke angka 247.000 dari sebelumnya 234.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News