Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Masa penawaran obligasi terbitan Indo Integrated Energy II B.V, yang merupakan anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) akan rampung Kamis (28/10) ini. Menurut kabar, kupon bunga yang mereka tawarkan mencapai 9,75% per tahun.
Obligasi Indo Integrated senilai US$ 230 juta itu memiliki jangka waktu tujuh tahun. Obligasi yang mendapat jaminan penuh dari INDY ini juga memiliki opsi pelunasan lebih awal alias callable. "Obligasi itu callable setelah berusia empat tahun," tutur sumber Bloomberg yang mengetahui persis aksi korporasi tersebut, kemarin (28/10).
Manajemen INDY belum memberikan tanggapan mengenai penerbitan obligasi anak usahanya itu. Kepala Hubungan Investor INDY Retina Rosabai tidak merespon pesan singkat dan panggilan telepon dari KONTAN.
Kepala Riset Valbury Asia Securities Khrisna Setiawan menilai, kupon bunga obligasi anak usaha INDY itu masih terbilang wajar alias tidak terlalu mahal. "Tentunya dalam menentukan kupon obligasi, tingkat rating perusahaan penerbit memiliki peranan yang cukup dominan," ujarnya, kemarin.
Sekadar catatan, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings telah memberikan peringkat sementara bagi obligasi anak usaha INDY di posisi B+.
Sebagai perbandingan, obligasi PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy (ADRO) senilai US$ 800 juta mendapat peringkat BB+ dari Fitch. Oleh sebab itu, mereka mendapatkan kupon bunga obligasi lebih rendah yakni 7,625% per tahun. Obligasi Adaro itu memiliki tenor 10 tahun.
Namun rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) INDY lebih rendah yakni hanya sebesar 0,74 kali. Sementara DER ADRO sudah mencapai 1,24 kali.
Khrisna tidak melihat adanya tekanan dari penguatan kurs dollar Amerika Serikat (AS) terhadap besaran kupon bunga yang diminta calon investor obligasi Indo Integrated. "Mereka telah melakukan penawaran sebelum dollar AS menguat, sehingga seharusnya sudah tidak terpengaruh lagi," ujarnya.
Kemarin, harga saham INDY berakhir di posisi Rp 2.125 per saham. Harga saham ini merosot hingga 7,61% dari penutupan hari sebelumnya di level Rp 2.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News