kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INDY menggandeng investor di PLTU Cirebon


Rabu, 13 Juli 2016 / 08:25 WIB
INDY menggandeng investor di PLTU Cirebon


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) menggandeng co-investor baru di proyek Pembangkit Listrik Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon CEP-2 berkapasitas 1 x 1.000 megawatt (MW).

Langkah ini untuk mengurangi risiko beban pendanaan dalam proyek bernilai US$ 2 miliar tersebut. INDY akan menjual kepemilikan saham di PT Prasarana Energi Indonesia (PEI) melalui dua anak usahanya, yakni PT Indika Multi Energi Internasional (IMEI) dan PT Indika Energy Infrastructure (IEI).

Dua anak usaha itu akan menjual 2.100 saham atau 75% kepemilikan Prasarana Energi ke investor baru, yakni PT Imeco Multi Prasarana (IMP). Kedua ihak meneken Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PJBB) pada akhir bulan lalu.

Ada hubungan afiliasi dari transaksi ini. Imeco didirikan dan dipimpin oleh Wiwoho Basuki Tjokronegoro, yang juga merupakan salah satu pemegang saham utama perusahaan, sekaligus komisaris INDY.

Prasarana Energi Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki 25% hak partisipasi secara tidak langsung pada proyek PLTU yang berlokasi di Cirebonitu. Prasarana Energi menguasai 25% saham melalui anak usaha, PT Prasarana Energi Cirebon.

Direktur Utama INDY Arsjad Rasjid mengatakan, kebutuhan dana proyek ini harus dipenuhi segera. "Dengan penjualan saham ini, kami bisa sharing risiko. Juga bisa bersama-sama mencari pendanaan. Selain itu, cash flow bisa lebih terjaga," ujar Arsjad kepada KONTAN, Selasa (12/7).

Saat ini, proyek PLTU CEP-2 digarap oleh PT Cirebon Energi Prasarana (CEPR). Sisa saham proyek PLTU ini milik Marubeni Corporation sebesar 35%, Samtan Co Ltd 20%, Korea Midland Power Co Ltd 10%, dan Chubu Electric Power Co Ltd 10%. Arsjad mengatakan, financial closing proyek PLTU ditargetkan rampung pada Agustus mendatang.

"Kami harapkan bisa berjalan tepat waktu. Kami juga sudah mendapat dukungan pemerintah," imbuhnya.

Sebanyak 80% investasi proyek atau sekitar US$ 1,6 miliar akan didanai project financing, salah satunya adalah Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Akhir tahun lalu, konsorsium PLTU itu meneken perjanjian jual beli listrik dengan PT PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×