kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INDY Keluar dari Proyek PLTU ANTM


Selasa, 29 Desember 2009 / 10:40 WIB
INDY Keluar dari Proyek PLTU ANTM


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) harus bekerja keras mewujudkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pomalaa di Sulawesi Tengah. Sebab, PT Indika Energy Tbk (INDY) memutuskan mundur dari proyek pembangunan.

Toh, sejauh ini, pengunduran diri Indika dari proyek tersebut tidak menyurutkan tekad Aneka Tambang mewujudkan PLTU Pomalaa. "Indika mengatakan mereka akan fokus di tempat lain," kata Direktur Utama ANTM, Alwin Syah Loebis, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Semula, ANTM memilih Indika dan PT Nava Bharat sebagai mitra proyek PLTU berkapasitas 2x75 Megawatt itu. Jika kelak selesai, proyek senilai US$ 300 juta itu akan menjadi sumber listrik utama pabrik feronikel ANTM di Pomala.

Menurut Alwin, ANTM masih akan tetap berkongsi dengan Nava Bharat, dan pengerjaan proyek tetap mengacu jadwal meski INDY mundur dari kongsi. ANTM menargetkan proyek itu rampung tahun 2013. "Hingga saat ini dana investasi masih belum ada perubahan," imbuhnya.

ANTM juga tengah memfinalkan perjanjian pembentukan perusahaan patungan untuk menggarap PLTU. Rencananya, perusahaan plat merah ini hanya akan mengambil 20% porsi kepemilikan di sana.

Kepala Riset Finan Corpindo Nusa, Edwin Sebayang menilai, mundurnya INDY tidak akan banyak berpengaruh kepada ANTM. "Karena ANTM sendiri memiliki kas yang kuat," katanya.

Dia melihat, proyek PLTU ini sangat penting bagi ANTM, karena, saat ini masih tergantung pada pembangkit berbahan bakar diesel. "Ini untuk efisiensi biaya produksi," imbuhnya.

Bauksit tak capai target

Selain proyek PLTU, proyek ANTM juga masih menggelar tender ulang pembangunan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat, guna memilih kontraktor. "Saat ini ada enam kontraktor yang masuk," kata Alwin.

Proses tender mungkin selesai sekitar Februari atau Maret 2009, Estimasi nilai proyek saat ini sebesar US$ 400 juta. ANTM berniat menghitung ulang nilai proyek, lantaran estimasi itu dibuat saat harga bahan baku sedang tinggi.

Soal sumber pendanaan, sebesar 65% berasal dari pinjaman, dan sisanya dari ekuitas. Hingga kini, Japan Bank for International Corporation (JBIC) masih berkomitmen membiayai pabrik berkapasitas 300.000 ton per tahun itu. Beban pembiayaan akan dibagi antara ANTM dengan mitranya, yakni Showa Denko KK dan Marubeni Corporation.

Mengenai pencapaian tahun ini, ANTM optimistis dapat mencapai target produksi. Alwin mengatakan, produksi saat ini mencapai 12.000 ton nikel dan 2,5 ton emas. Penjualan nikel mencapai 14.000 ton dan 12 ton emas.

Tapi, ANTM mungkin tak memenuhi target produksi bauksit karena minim pembeli bauksit. "Kira-kira hanya 60% dari target satu juta ton," kata Alwin. Per akhir September 2009, produksi bauksit mencapai lebih dari 600.000 ton. Sementara penjualan bauksit hanya 238.784 ton.

Edwin melihat, prospek ANTM masih bagus karena harga nikel mulai naik lagi. ANTM pun sudah menyelesaikan perawatan pabrik FeNi III. "Permintaan nikel di 2010 akan naik," katanya. Kontribusi dari penjualan emas pun masih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×