Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Test Test
JAKARTA. Aksi emiten menjaminkan saham anak usaha untuk mendapatkan pinjaman lazim terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yang terbaru, PT Indika Energy Tbk (INDY) menjaminkan saham anak perusahaannya demi memperoleh pinjaman senilai US$ 595 juta dari Japan Bank for Internasional Cooperation (JBIC) dan Export-Import Bank of Korea (KEXIM).
Emiten batubara ini akan menggunakan pinjaman tersebut untuk pembangunan dan modal kerja di proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pembangunan PLTU ini dilakukan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP) yang merupakan perusahaan asosiasi INDY. Dua anak perusahaan INDY, yaitu PT Indika Infrastruktur Investindo (III) dan Indika Power Investments Pte. Ltd. (IPI), memiliki saham di CEP.
Direktur Utama INDY M. Arsjad Rasyid mengatakan, pinjaman yang diberikan JBIC dan KEXIM ini akan cair setelah INDY menjaminkan seluruh kepemilikan sahamnya di IPI, serta kepemilikan saham anak perusahaannya di CEP dan PT Cirebon Power Services (CPS).
Dalam surat keterbukaan informasi kepada BEI, INDY menyebutkan, proyek PLTU CEP ini berkapasitas 660 MW dan terletak di Desa Kanci, Cirebon, Jawa Barat. CEP mendapatkan proyek ini dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2007. Kemudian diamandemen dengan perjanjian pembelian listrik pada 22 Februari lalu.
IPI memiliki 15% saham di CEP. Sementara, III memiliki sekitar 5% saham di CPS yang bergerak di bidang kegiatan pembangkit listrik dan tenaga uap. Selain anak perusahaan INDY, ada tiga perusahaan yang memiliki saham di CEP, yaitu Axia Power Holdings BV dengan porsi kepemilikan saham 32,5%, Komipo Global Pte Ltd 27,5%, dan Cirebon Power Holdings Co. Ltd 20%.
Pinjaman INDY ini nilainya cukup tinggi. Sylvia Darmaji, Analis Ciptadana Securities, melihat kontribusi proyek PLTU ke pendapatan INDY tidak besar. "INDY hanya memiliki 20% di CEP melalui anak usahanya," katanya.
Lagipula, pendapatan terbesar INDY masih akan disumbangkan PT Tripatra Engineering and Costructors serta PT Kideco Jaya Agung. INDY masih fokus di bisnis batubara. Tahun lalu, INDY memproduksi 24 juta ton batubara. Sylvia berpendapat, upaya INDY melakukan penjaminan saham anak usahanya masih wajar. Tetapi, mungkin investor tidak sependapat. Kemarin (10/3), mungkin investor tidak sependapat. Kemarin (10/3), harga saham INDY melorot 2,15% ke posisi Rp 2.275 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News