Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Industri reksadana syariah tahun 2015 seret. Ini terlihat dari penurunan dana kelolaan reksadana syariah sepanjang tahun lalu. Tapi, alhamdulillah, prospek industri tahun ini diprediksi bakal membaik.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total dana kelolaan reksadana syariah hingga akhir 2015 mencapai Rp 10,96 triliun. Nilai tersebut turun 2,49% dibandingkan akhir 2014 lalu yang mencapai Rp 11,24 triliun.
Sementara itu, jumlah produk reksadana syariah aktif justru naik 24,32% pada periode yang sama menjadi 92 reksadana dibandingkan 2014 yang sejumlah 74 reksadana. "Sepanjang 2015, kami telah memberikan pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dari 19 reksadana syariah," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, akhir pekan lalu.
Porsi dana kelolaan reksadana syariah hanya sekitar 4,05% dari total reksadana aktif yang sekitar Rp 270,84 triliun di akhir 2015. Sedangkan porsi jumlah reksadana syariah hanya sekitar 8,43% dari total jumlah reksadana aktif yang sekitar 1.091 reksadana.
Nurhaida mengatakan, pasar modal Indonesia sepanjang 2015 dipengaruhi perkembangan ekonomi global. Seperti, krisis utang Yunani, kondisi pasar saham Tiongkok dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan.
Head of Research NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, turunnya dana kelolaan reksadana syariah disebabkan oleh pasar modal yang kurang kondusif. Indeks saham syariah yang ditunjukkan oleh Jakarta Islamic Index (JII) ditutup 599,44 poin di akhir 2015 atau turun 13,26% dibandingkan akhir 2014.
Nilai kapitalisasi pasar saham JII pada 29 Desember 2015 turun 12,57% menjadi Rp 1.726,02 triliun dibandingkan akhir 2014 di Rp 1.944,53 triliun. Pada periode yang sama, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) juga turun 14,78% menjadi 143,71 poin.
Nilai kapitalisasi pasar ISSI turun 12,57% ke Rp 2.576,45 triliun. "Pilihan saham yang menjadi underlying asset reksadana syariah saat ini juga masih terbatas," tutur Reza. Data OJK, daftar efek syariah (DES) sebanyak 335 saham.
Senada, Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, berkurangnya dana kelolaan reksadana syariah disebabkan penurunan harga saham.
Analis Infovesta Utama Mark Prawirodidjojo meramalkan, kondisi ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik dibandingkan 2015 sehingga mendorong kinerja reksadana syariah. Pertumbuhan ekonomi didukung berbagai paket kebijakan pemerintah hingga jilid VII di Desember 2015.
Prediksi Mark, reksadana saham syariah tahun ini berpotensi membagi return 11%-16%. Return reksadana syariah campuran dan reksadana syariah pendapatan tetap masing-masing diperkirakan 10%-14% dan 7%-8%. Dengan kinerja bagus, dana kelolaan bisa ikut terangkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News