kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Industri Keuangan Syariah Merekah, Cek Rekomendasi Saham BSI (BRIS)


Selasa, 06 September 2022 / 17:12 WIB
Industri Keuangan Syariah Merekah, Cek Rekomendasi Saham BSI (BRIS)
ILUSTRASI. Petugas melayani transaksi nasabah di Bank Syariah Indonesia cabang Pondok Gede Bekasi, Jawa Barat.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masih merekah seiring industri keuangan tanah air yang potensial.

Analis BNI Sekuritas Ilham Firdaus menilai, saham BRIS atraktif karena memiliki posisi yang baik di industri keuangan syariah yang berkembang pesat. Selain memiliki target pasar yang berbeda, bank yang kerap disebut dengan nama BSI ini juga memiliki prospek return on equity (ROE) yang unggul.

Hal ini tercermin pada pangsa pasar atau market share pembiayaan syariah. Per Maret 2022, BRIS menguasai lebih dari 57% pembiayaan bank syariah di Indonesia. Hal ini ditunjang oleh basis modal BRIS yang lebih tinggi daripada peers-nya, yakni pada level Rp 26 triliun.

“Bank ini menyasar muslim kalangan menengah ke atas sebagai segmen utamanya, yang menurut kami sangat berbeda dari empat besar bank konvensional maupun bank digital syariah yang baru muncul,” terang Ilham.

Baca Juga: Bank Mandiri Klaim Sudah Berkontribusi 20,7% dari Total Kredit Hijau Nasional

Hasilnya, segmen ini memberikan kontribusi pertumbuhan yang tinggi baik pada pembiayaan konsumen maupun simpanan ritel. Pembiayaan konsumen BRIS memiliki imbal hasil lebih tinggi dan kualitas lebih baik, tumbuh di atas 20% secara tahunan atau year-on-year (YoY).  Sementara itu, deposito ritel atau saving accounts juga meningkat.

Ilham mencatat, rasio saving account  BRIS berada di level 42,2% per Maret 2022. Level ini berada sedikit di atas rasio empat bank besar, yakni di  level 41,8%.

Sebagai gambaran, emiten hasil merger tiga bank syariah ini mencatatkan kinerja apik di semester pertama 2022. BRIS berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 41,31% secara tahunan menjadi Rp 2,13 triliun per Juni 2022.

Baca Juga: BSI Salurkan KUR Syariah Senilai Rp 6,34 Triliun per Juni 2022

Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri menilai, realisasi laba bersih BRIS pada enam bulan pertama 2022 berada sedikit di atas perkiraan, yang mewakili 56,0% dari estimasi laba bersih tahun ini yang dipasang BRI Danareksa Sekuritas. Net interest margin (NIM) dipertahankan pada level 6,2% meskipun mixed cost of finance (CoF) jauh lebih rendah di angka 1,6%.

Segmen pembiayaan BRIS tumbuh sebesar 11,7% secara year-to-date (YtD), didukung oleh pertumbuhan pembiayaan perusahaan sebesar 17,6% ytd. Pembiayaan ini disalurkan ke sektor-sektor tertentu, seperti telekomunikasi, minyak dan gas (migas) serta jasa keuangan.

Meskipun demikian, segmen simpanan nasabah hanya tumbuh sebesar 4,9% YtD, didukung oleh pertumbuhan 14,8% YtD pada produk wadiah, yang memiliki biaya pendanaan mendekati 0%.

Baca Juga: Wakil Menteri BUMN Blak-Blakan Beberkan Peta Bisnis Bank Pelat Merah

Dengan demikian, financing to deposit ratio (FDR) mencapai 78,2% per Juni 2022. Angka ini memberikan ruang yang cukup untuk pertumbuhan pembiayaan ke depan.

Sejalan dengan strategi manajemen untuk fokus pada pembiayaan konsumen, pertumbuhan dalam pembiayaan konsumen sebagian besar didukung oleh pertumbuhan kredit payroll, yakni sebesar 40,6% per Juni 2022.

Eka meyakini BRIS berada pada posisi yang tepat untuk lebih memanfaatkan segmen berisiko rendah ini. mengingat kebijakan Pemerintah yang membiarkan BRIS bersaing dengan bank BUMN lain untuk mengelola rekening gaji pegawai negeri sipil dan badan usaha milik negara (BUMN).

Hal ini membantu untuk memastikan keberlanjutan saldo rekening tabungan wadiah di masa depan. “Secara keseluruhan, kami mempertahankan ekspektasi pertumbuhan sebesar 17,8% yoy dalam pembiayaan konsumen tahun ini,” terang Eka dalam riset, Jumat (26/8).

Baca Juga: BSI Kucurkan Pembiayaan Line Facility Kepada TAF Syariah Senilai Rp 750 Miliar

Senada, Kepala Riset Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai, BRIS masih prospektif. Terlebih, emiten pelat merah ini akan menyelenggarakan aksi korporasi berupa rights issue di tahun ini. “ Sehingga bisa meningkatkan ekuitas perusahaan dan mendukung ekspansi bisnisnya,” terang Cheril kepada Kontan.co.id, Selasa (6/9)

Di sisi lain, saham BRIS cukup tertekan sepanjang tahun ini. Secara YtD, saham BRIS telah terkoreksi 15,17%. Cheril menilai, koreksi yang terjadi saat ini wajar, karena tertekan sentimen global dan domestik. Sehingga, investor lebih menyukai saham yang sedang ramai pemberitaan, seperti saham berbasis komoditas. Terlebih, tahun lalu saham BRIS sudah naik signifikan sehingga tahun ini momentumnya berganti ke saham lain

Cheril merekomendasikan hold saham BRIS dengan target harga Rp 1.550. Sementara Eka mempertahankan rekomendasi beli  saham BRIS dengan target harga sebesar Rp1.900. Menurut Eka, Risiko terhadap rekomendasi ini diantaranya penundaan eksekusi untuk memperoleh peminjam payroll, eksposur dana haji yang lebih tinggi dari perkiraan, dan potensi penurunan kualitas aset lebih lanjut yang mungkin berdampak pada kebijakan pencadangan.

BNI Sekuritas merekomendasikan beli saham BRIS dengan target harga sebesar Rp1.800. Target harga ini menyiratkan price to book value (PBV) 2,4 kali. Katalisator saham ini diantaranya adalah ekspansi ROE dan momentum pertumbuhan kredit yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×