Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi berpelat merah, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) optimistis jika rencana pemerintah menyuntikkan insentif kepada industri farmasi, dapat membantu pengembangan teknologi dan tingkatkan kolaborasi di Indonesia.
Sekretaris Perusahaan KAEF Ganti Winarno secara singkat menyatakan inisiatif ini juga akan meningkatkan kemandirian industri farmasi di Indonesia.
"Jadi, dengan adanya insentif untuk industri farmasi tersebut, optimistis dapat membantu pengembangan industri farmasi di Indonesia. Tak hanya itu juga dapat meningkatkan sinergi dan kolaborasi serta transfer teknologi untuk kemandirian industri farmasi Indonesia," ujarnya saat dihubungi Kontan, Jumat (12/11).
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diberitakan akan memastikan pemerintah untuk menyiapkan skema insentif yang menarik untuk mendorong investasi di sektor farmasi.
Baca Juga: 3 Vaksin Covid-19 untuk anak 6-11 tahun, kenali efek sampingnya
Hal ini juga termasuk rencana memberikan insentif seperti tax holiday (pembebasan pajak), menyiapkan kawasan industri untuk sektor industri farmasi, sehingga bisa terbentuk ekosistem produksi yang lebih baik.
Lebih jauh, KAEF menuturkan pihaknya memiliki strategi untuk mencapai pertumbuhan dengan pelayanan ritel dan layanan kesehatan. Hal ini telah diterapkan di sektor manufaktur dan distribusi, hingga sektor hilir.
Adapun pada semester I 2021 KAEF melaporkan capaian laba Rp 57,6 miliar alias tumbuh 18,57% dari posisi Rp48,57 miliar secara year on year (yoy). Senada, penjualan juga meningkat dari Rp 4,68 triliun menjadi Rp 5,55 triliun.
Selanjutnya: Efek samping 10 jenis vaksin Covid-19 di Indonesia yang sudah disetujui BPOM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News