Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk pada semester pertama tahun ini melemah. Segmen alat berat yang merupakan bisnis utama perseroan gagal mencetak kinerja mengesankan.
Di paruh pertama 2012, emiten berkode saham UNTR ini hanya mampu menjual alat berat sebanyak 4.231 unit, turun 2,35% dibandingkan penjualan di periode sama tahun lalu sebanyak 4.333 unit.
Penurunan penjualan paling jeblok terjadi pada Juni lalu. Tractors hanya mampu menjual alat berat 502 unit, merosot 35% dari penjualan Mei yang mencapai 773 unit.
Sekretaris Perusahaan United Tractors, Sara K. Loebis, menjelaskan penurunan penjualan alat berat adalah dampak dari kurang bergairahnya industri batubara dunia. Harga batubara cenderung menurun karena permintaan dari Eropa, AS dan China melemah. Ini menyebabkan produsen batubara domestik memangkas produksi. Imbasnya, permintaan alat berat dari sektor tambang melemah.
Kebijakan pemerintah mengeluarkan regulasi pembatasan ekspor bahan mentah tambang mineral juga turut menghantam penjualan alat berat. "Ada beberapa klien kami yang terkena dampak peraturan itu, sehingga permintaan alat berat sedikit tersendat," kata Sara kepada KONTAN, Jumat (20/7).
Di saat yang sama, persaingan industri alat berat, terutama segmen kapasitas 20 ton semakin ketat. Perusahaan yang bermain di segmen itu sebenarnya tak banyak bertambah. Tapi persaingan antarperusahaan semakin agresif sehingga ruang pertumbuhan Tractors kian terbatas.
Dampak tiga faktor itu memang terlihat dari penjualan alat berat ke sektor pertambangan. Di semester I-2012, sektor ini hanya menyumbang penjualan 2.556 unit alat berat, turun 13% dari periode sama 2011.
Penjualan ke sektor kehutanan (forestry) juga menyusut 9% menjadi 241 unit di semester I-2012. Untungnya, sektor agribisnis dan konstruksi lebih bergairah sehingga penjualan alat berat perusahaan tak turun terlalu dalam. Di semester I-2012, sektor agribisnis menyumbang penjualan 897 unit alat berat, tumbuh 32% dari periode sama 2011.
Adapun sektor konstruksi menyumbang penjualan 537 unit, naik 22% dari semester I-2011. "Kinerja sektor konstruksi dan agribisnis masih tumbuh karena industrinya tidak slowdown," jelas Sara.
Hasil di semester pertama menyebabkan Tractors pesimistis dengan penjualan alat berat. Perseroan memandang slowdown industri batubara berlanjut di paruh kedua. Tapi manajemen tetap mempertahankan target penjualan alat berat 8.500 unit di tahun ini.
Di sisi lain, bisnis batubara Tractors cukup bergairah. Hingga akhir Juni, Tractors menjual batubara 3,05 juta ton, naik 38% dari semester I-2011. Penjualan batubara Tractors ditopang dua anak usaha yaitu PT Prima Multi Mineral dan PT Tuah Turangga Agung. Harga saham UNTR, Jumat (20/7), menurun 3,33% menjadi Rp 21.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News