Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini akan bertambah lagi. PT Sarana Menara Nusantara (SMN) menyatakan siap melepas saham perdananya ke publik atau initial public offering (IPO) pada kuartal pertama tahun ini.
Dalam siaran persnya, Sarana Menara berencana menjual 11% saham dalam hajatan itu. Saham yang bakal dilego ke publik itu merupakan kombinasi saham baru dan saham milik pemegang saham lama.
Menurut Adam Gifari, Direktur Utama Sarana Menara, alasan utama IPO adalah kebutuhan perusahaan terhadap modal yang sangat besar. "Kami melihat bahwa prospek industri ini masih sangat baik dan masih terdapat banyak peluang," ujarnya.
SMN akan menggunakan dana yang diraup dari hajatan IPO untuk menambah modal disetor di PT Protelindo.
Selanjutnya, oleh Protelindo dana tersebut bakal dialokasikan untuk membayar sebagian fasilitas utang. Nilainya mencapai US$ 350 juta dan Rp 1,18 triliun. Utang ini diperoleh pada 26 November 2008, melalui penandatanganan perjanjian Senior Facility Agreement.
Sekedar informasi, Sarana Menara bergerak dalam bidang investasi, khusus dalam saham perusahaan yang menyewakan ruang antena pada menara bersama telekomunikasi. Saat ini, mereka memiliki 99,99% saham Protelindo.
Per 31 Oktober 2009, jumlah menara yang dimiliki Protelindo sebanyak 3.639 titik. Sebagian besar tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Protelindo telah menyewakan menara yang dimilikinya kepada hampir semua operator telekomunikasi yang ada di Indonesia. Sekedar informasi, ada sekitar 10 operator seluler yang menggunakan menara telekomunikasi.
Arga Pradita Sutiono, Analis PT Asia Kapitalindo Securities, berpendapat, IPO Sarana Menara patut dicermati karena bisnis yang dijalankan Protelindo menarik. "Tidak terimbas perang tarif antaroperator telekomunikasi," imbuhnya. Namun masalah birokrasi pembangunan menara bisa jadi tantangan di bisnis ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News