Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indosat Tbk (ISAT) alias Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berpotensi lanjut bertumbuh setelah perusahaan menghentikan layanan jaringan 3G. Kondisi ini diprediksi akan berdampak positif pada operasional maupun keuangan ISAT.
Analis BCA Sekuritas Mohammad Fakhrul Arifin mengatakan, belanja operasional alias operational expenditure (opex) ISAT berpotensi berkurang. Pasalnya, saat 3G dihentikan, biaya penyewaaan jaringan beserta perawatannya juga akan lebih hemat.
Di sisi lain, penghentian jaringan 3G membuat ISAT dapat fokus pada pengembangan jaringan 4G dan 5G. Fakhrul melihat, bakal ada peningkatan jumlah jaringan 4G serta pembaharuan dari segi kualitas, jaringan, dan sebagainya.
Pada tahun 2023, operasional ISAT juga akan lebih solid berkat integrasi jaringan dengan Hutchison 3 Indonesia yang akan segera selesai. Secara fundamental, perusahaan hasil merger ini mempunyai jangkauan layanan dan basis pelanggan nomor dua terbesar di Indonesia, setelah Telkomsel.
Baca Juga: IOH & Ericsson Selesaikan Integrasi Jaringan di Jabodetabek Dukung Ekonomi Digital
"ISAT berada dalam kondisi yang cukup sehat untuk tetap bertumbuh. Pendapatan ISAT pada tahun ini diperkirakan tumbuh high single digit serta bottom line bakal naik berkat biaya operasional yang lebih efisien," tutur Fakhrul saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/1).
ISAT juga diprediksi akan tetap melanjutkan monetisasi layanannya dengan menaikkan harga paket data. Pada tahun 2022, Fakhrul mengatakan ISAT mengerek harga paket datanya antara 15%-20%.
Dalam riset tanggal 30 Januari 2023, tim riset BRI Danareksa Sekuritas mengatakan, integrasi jaringan IOH di sebagian besar wilayah Indonesia akan selesai pada kuartal I-2023. Penyatuan sistem ini menandakan dimulainya siklus efisiensi baru karena memungkinkan dua operator seluler ini untuk berbagi spektrum.
Menurut tim riset, integrasi jaringan dengan teknologi Multi Operator Core Network (MOCN) akan mengoptimalkan menara dan menambahkan lebih banyak spektrum. Sebelum merger, Hutchison 3 Indonesia harus beroperasi dengan lebih banyak menara dibandingkan dengan Indosat karena spektrum yang relatif lebih rendah.
Namun, berkat MOCN, jaringan IOH dapat dioptimalkan hanya dengan sekitar 43.000 lokasi menara, berkurang sebanyak 16.000-17.000 lokasi dari awalnya sekitar 60.000 lokasi. Dalam membongkar sekitar 17.000 lokasi, IOH akan bernegosiasi baik dengan relokasi menara, dan/atau lokasi baru dengan fiber.
Baca Juga: Tahun Ini Indosat Ooredoo (ISAT) Masih Fokus Menyelesaikan Integrasi Pasca Merger
Sebelumnya, IOH dikabarkan telah menyelesaikan integrasi di Jabodetabek yang menghasilkan peningkatan 20% untuk cakupan dalam ruangan, peningkatan kecepatan data 27%, dan peningkatan lalu lintas data 21% dibandingkan kinerja sebelum merger. IOH dapat mewujudkan penghematan sewa menara pada waktunya, tetapi tidak segera karena proses pembongkaran peralatan.
Dalam riset tersebut, direktur keuangan ISAT mengatakan bahwa integrasi jaringan, sistem, dan perangkat lunak IOH akan meningkatkan pengalaman pengguna, meningkatkan ARPU, dan mengembangkan bisnis perusahaan. ISAT juga dapat mewujudkan penghematan biaya sebesar US$ 300 juta-US$ 400 juta sejak merger dalam tiga sampai empat tahun ke depan.
Selain itu, hal ini membuka pintu bagi IOH untuk memodernisasi platform-nya dan menawarkan layanan baru terkait digitalisasi UKM. Pendapatan segmen enterprise diprediksi dapat mencapai CAGR 18%-20% di tahun-tahun mendatang.
Dalam riset tanggal 10 November 2022, Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan, IOH memperlihatkan pertumbuhan data payload yang kuat dan data yield yang stabil sejak kuartal IV-2021.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, data payload ISAT meningkat 94,4% secara tahunan menjadi 9.402 petabyte, yang mencerminkan 76% proyeksi 2022-nya. Hal ini turut membuat pendapatan ISAT tereket 49,8% yoy menjadi Rp 34,5 triliun yang merefleksikan 74% dari total proyeksi 2022.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan buy ISAT. Fakhrul menetapkan target harga Rp 7.500, BRI Danareksa Sekuritas Rp 9.000, dan Steven Rp 7.900 per saham. Per perdagangan Senin (30/1), harga ISAT turun 0,42% menjadi Rp 5.975 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News