Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) akan menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah dengan total nilai Rp 15 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari Obligasi Berkelanjutan IV Indosat Tahap I Tahun 2022 sebesar Rp 10,5 triliun dan Sukuk Ijarah IV Indosat Tahap I Tahun 2022 Rp 4,5 triliun.
Setelah dikurangi biaya emisi,Indosat (IOH) akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk ijarah untuk membayar utang dan biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio dalam mata uang rupiah.
Dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan IV Indosat Tahap I Tahun 2022, IOH juga bertujuan untuk menerbitkan obligasi hingga Rp 1,75 triliun dan sukuk ijarah Rp 750 miliar. Komposisi akhir dari struktur obligasi dan sukuk ijarah akan ditentukan setelah proses book building selesai.
Baca Juga: Nokia dan Indosat Ooredoo Hutchison Gandeng Paragon Tech Luncurkan Managed SD-WAN
Berdasarkan keterangan resmi IOH, Kamis (15/9), book building dilakukan mulai 14 September sampai dengan 27 September 2022. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diterima pada 17 Oktober 2022. Selanjutnya, obligasi serta sukuk ijarah akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Oktober 2022.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan, penerbitan obligasi dan sukuk ijarah merupakan bagian dari rencana jangka panjang perusahaan untuk memperbesar dan mendiversifikasi sumber pendanaannya untuk mendukung pengembangan bisnis.
"Kami yakin hal ini akan memberikan dampak positif bagi perusahaan di masa mendatang," ucap Vikram.
Penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini didukung oleh tim penjamin pelaksana emisi efek utama yang terdiri dari PT BCA Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Lalu, yang bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
IOH memperoleh peringkat idAAA (Triple A) untuk obligasi dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) untuk sukuk ijarah dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Baca Juga: Tetap Ekspansif Pasca Merger, Indosat (ISAT) Siapkan Dana Belanja Modal Rp 10 Triliun
Pada tahun 2022, perusahaan menyelesaikan proses merger yang meningkatkan keunggulan kompetitif dan memberikan nilai tambah lebih bagi seluruh pemangku kepentingan. Dengan penggabungan kedua perusahaan tersebut, IOH memutuskan untuk mempertahankan dua merek yang dimiliki, yakni IM3 dan Tri.
Setelah merger, pelanggan perusahaan meningkat sebesar 59,7% menjadi 96,2 juta pelanggan per akhir Juni 2022. Perluasan basis pelanggan diikuti oleh pertumbuhan trafik data yang kuat sebesar 98,2% dibandingkan Juni 2021.
Jangkauan jaringan perusahaan juga meningkat seiring dengan penambahan jumlah BTS 4G menjadi 123.901 unit. Hal ini mendukung kemampuan perusahaan dalam menangani peningkatan trafik yang tinggi.
Pada periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2022, IOH membukukan laba bersih Rp 3,26 triliun. Selain itu, IOH juga mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 50,3% menjadi Rp 22,53 triliun dari Rp 14,98 triliun pada periode sama tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News