Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) banyak diuntungkan di tengah pandemi Covid 19 lantaran masyarakat diminta untuk work from home (WFH) dan school from home (SFH). Tapi pada kuartal IV-2020, emiten telekomunikasi ini harus menerima peristiwa tak terduga karena pemerintah memberi subsidi kuota data pada pelajar dan mahasiswa.
Niko Margaronis Analis BRIDanareksa Sekuritas dalam riset 8 Maret 2021 menjelaskan, dalam kebijakan ini perusahaan telekomunikasi memerlukan waktu minimal enam bulan untuk konfigurasi dan menyiapkan jaringan. Sebab terjadi peningkatan lalu lintas data yang cukup tinggi.
"Dalam kasus Indosat, pembukuan capex dibanding rasio penjualan telah melampaui batas sejak tahun 2018-2020 dimana masing-masing 40%, 39% dan 31%," terang Niko. Tapi ISAT masih tetap membutuhkan spektrum frekuensi 4G yang terkonsolidasi secara paralel untuk menangani muatan kapasitas lalu lintas data ke depan.
Baca Juga: Indosat Berhasil Catat Pertumbuhan Kuat selama 2020
Niko melihat, di kuartal IV tahun 2020 sudah cukup berhasil menangani muatan kapasitas lalu lintas. Bahkan Indosat menjadi pemimpin dengan lalu lintas data terbesar ke-2 yang berasal dari subsidi sekolah.
Meski membutuhkan belanja modal cukup besar. Indosat mengaku akan menggunakan belanja modal alias capital expenditure (capex) lebih smart. Penggunaan capex yang smart dimaksud berdasarkan Ernest and Young adalah mampu menekan biaya tapi bisa memenuhi permintaan dan tetap menjaga posisinya dengan lalu lintas data terbesar.
Niko percaya, Indosat akan mempertahankan momentum hingga semester I tahun 2021. "Kami yakin Indosat memiliki kapasitas untuk mengatasi peningkatan lalu lintas data dan mengembangkan dalam hal penetapan harga dan menjaga ARPU," kata dia.
Jika memperdebatkan paket Unlimited yang dikeluarkan oleh Indosat. Indosat berpendapat, strategi penetapan harga yang dilakukan cukup fleksibel, sementara saat perusahaan telko sejenis menanggapi skema paket data Unlimited sudah tidak lagi efektif.
Namun ISAT sudah menunjukkan hasil dimana pendapatan kuartalan dan ARPU Indosat konsisten tumbuh. Indosat dinilai cukup cerdas menempatkan posisi serta menangani kebutuhan peluang. ISAT juga mampu menangkap peluang yang ada.
Baca Juga: Indosat Ooredoo (ISAT) bisa memperoleh Rp 8 triliun dari divestasi menara
Janji Indosat kepada pelanggan juga membuat jumlah pelanggan meningkat. Indosat berkomitmen untuk mempertahankan tingkat harga tidak berubah sebelum dan selama periode Ramadan/Lebaran atau setidaknya tidak menaikkan harga seperti yang biasanya terjadi. "Ini adalah janji besar yang dibuat oleh Indosat untuk memelihara loyalitas pelanggan atas keuntungan jangka pendek," jelas Niko.
Program paket data yang diberikan oleh pemerintah untuk pelajar, mahasiswa, guru dan lainnya masih akan berlangsung pada Maret-Mei 2021 dan mendapatkan persetujuan untuk menambah YouTube. "Kami memahami bahwa perusahaan telekomunikasi mengenakan biaya kurang lebih Rp 2.750 per GB untuk paket baru sembari menunggu pengumuman resmi," kata Niko dalam riset.
Tapi Niko memperhitungkan, penurunan risiko akan berkurang di semester I-2021 karena hasil data tersirat yang lebih tinggi walaupun meskipun sedikit terkikis data yang ada saat ini menghasilkan rata-rata sebanyak itu.
Selain itu, Niko yakin, Indosat akan mempertahankan posisi lalu lintas data paling ramai dan mampu memelihara jika tidak meningkatkan datanya ARPU.
Niko masih mempertahankan rekomendasi saham ISAT untuk beli dengan target harga Rp 7.000 per saham.
Baca Juga: Siapkan belanja modal Rp 8 triliun, ini rencana Indosat (ISAT)
Menurut Niko, kabar merger dan akuisisi dengan Hutchinson 3 cukup masuk akal. Sebab Ooredoo akan melepaskan kendali ISAT.
Ini artinya, ISAT akan memonetisasi menara pada semester I tahun 2021. Sehingga membuka jalan ISAT membagi dividen khusus dengan yield dividen di level atas single digit. Niko bilang, ini dengan asumsi semua keuntungan potensial didistribusikan.
Pada tahun 2020, ISAT mampu membukukan pendapatan Rp 27,93 triliun dan masih merugi Rp 717 miliar. Pada tahun 2021, Niko memperkirakan, ISAT bisa membukukan laba Rp 1,76 triliun dengan pendapatan Rp 30,31 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News