Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Krisis keuangan global yang kini berepisentrum di Eropa menjadi penggoyang utama arah pasar keuangan domestik. Harga saham juga obligasi di pasar Indonesia ikut meningkat fluktuasinya akibat terpaan sentimen eksternal. Namun, di tengah muramnya pasar keuangan dunia, pamor Indonesia sebagai salah satu pilihan tempat berinvestasi justru dinilai makin mentereng.
Setidaknya inilah yang diungkapkan oleh Kenglin Tan, Managing Director Asia Pacific Equities Manulife Asset Management Hong Kong. Indonesia dinilai memiliki banyak kelebihan yang membuatnya layak direkomendasikan sebagai tempat berinvestasi bagi para pemilik modal global. Termasuk jika dibandingkan pasar di negara-negara maju yang tengah berjibaku melawan krisis.
"Jumlah penduduk besar, mayoritas usia produktif, dan pertumbuhan ekonomi tinggi, inilah mengapa Indonesia menjadi favorit," ujar Kenglin dalam pertemuan terbatas dengan media di Jakarta, Kamis (24/5).
Tingkat konsumsi domestik yang tinggi membuat Indonesia tetap mampu tumbuh di tengah perlambatan ekonomi global. "Potensi pertumbuhan Indonesia tinggi karena dorongan konsumsi domestik ini," paparnya.
Di tengah ketidakpastian pasar seperti saat ini, banyak pemodal global yang merasa kesulitan mencari instrumen investasi untuk menempatkan asetnya. "Investor mencari yang tetap mampu tumbuh di tengah situasi ekonomi seperti itu, dan Indonesia memenuhi syarat itu," kata Kenglin.
Dengan modal yang sudah ada saat ini, Kenglin melihat, Indonesia bisa lebih seksi lagi jika pemerintah serius mempercepat pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang memadai di atas kertas bisa mendorong lebih tingginya minat investasi pemodal. Distribusi barang bisa didorong lebih efisien. Hal ini otomatis bisa mendongkrak tingkat konsumsi dan selanjutnya mengerek tingkat demand barang produksi.
Kenglin menambahkan, Indonesia juga bisa makin memoles pamornya sebagai tempat tujuan investasi yang menarik jika pengembangan pasar keuangan terus dilakukan. Misalnya dengan meningkatkan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek. "Dan itu dibarengi dengan perlindungan yang lebih besar bagi para investor ritel," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News