Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) pada pertengahan bulan nanti, harga emas masih rentan terkoreksi. Sejumlah sentimen global, seperti perang dagang global dan inisiatif denuklirisasi Korea Utara tampaknya tak cukup kuat mendorong laju harga emas.
Secara teknikal, analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar melihat, harga emas saat ini memang masih stabil di atas MA 50, MA 100, dan MA 200. Indikator stochastic juga masih di level 75, sedangkan RSI di level 53. "Indikator-indikator ini masih menunjukkan potensi penguatan," katanya, Rabu (6/3).
Namun, peluang pelemahan sudah mulai tampak apabila melihat indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang memasuki area negatif. Oleh karena itu, Deddy memperkirakan, harga emas akan melanjutkan tren bearish sepanjang pekan ini.
Deddy memperkirakan, Kamis (8/3), harga emas akan berada di rentang US$ 1.340,20-US$ 1.310,60 per ons troi. Sementara, pekan depan, emas masih akan melemah di kisaran US$ 1.341,50 - US$ 1.324,31 per ons troi.
Analis Monex Investindo, Putu Agus Pransuamitra memprediksi, besok, harga emas akan bergerak di area US$ 1.318-US$ 1.345 per ons troi. Kemudian, harga emas masih akan melemah hingga akhir pekan nanti dalam rentang US$ 1.305 - US$ 1.350 per ons troi.
Mengutip Bloomberg, Rabu (7/3) pukul 17.42 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2018 turun 0,09% ke level US$ 1.334 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News