kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indika Energy (INDY) targetkan 25% pendapatan dari segmen non batubara


Kamis, 15 Agustus 2019 / 05:00 WIB
Indika Energy (INDY) targetkan 25% pendapatan dari segmen non batubara


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang fluktuatif disinyalir menjadi penyebab anjloknya kinerja keuangan emiten batu bara. Tak terkecuali PT Indika Energy (INDY).

Emiten penghuni indeks Kompas100 ini mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 4,6% menjadi US$ 1,38 miliar. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, INDY mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 1,44 miliar.

Tak pelak, turunnya pendapatan INDY juga berimbas pada merosotnya laba bersih yang diterima. Tercatat, semester ini INDY hanya membukukan laba bersih sebesar US$ 12,66 juta. Jumlah ini merosot tajam bila dibandingkan dengan semester I 2018 yang mencapai US$ 76,31 juta.

Baca Juga: Lo Kheng Hong dan Indika

Leonardus Herwindo, Head of Corporate Communications INDY pun mengamini bahwa pendapatan INDY sangat rentan terhadap fluktuasi harga batubara. Hal ini membuat INDY harus bekerja keras untuk mempertahankan kinerjanya. Salah satu yang dilakukan untuk mempertahankan adalah dengan diversifikasi usahanya.

Diversifikasi usaha ini telah dilakukan INDY sejak tahun lalu, yakni di bidang jasa konsultasi hingga pertambangan emas. Di segmen jasa konsultasi, INDY mendirikan Indika Digital Teknologi (IDT) pada September 2018. IDT adalah penyedia jasa konsultasi manajemen dan informasi, komunikasi dan teknologi, serta jasa konsultasi fasilitas komputer .

Sementara di segmen pertambangan emas, INDY berinvestasi di sektor pertambangan emas melalui Indika Mineral Investindo (IMI) dan bekerjasama dengan Nusantara Resources Limited.

Baca Juga: Laba Turun Meski Pendapatan Naik, Ini Rekomendasi untuk Saham Indo Tambangraya (ITMG) premium

Kerjasama ini dilakukan dengan melakukan penyertaan sebesar 33,4 juta saham Nusantara Resources Limited, dengan nilai transaksi sebesar AUD$ 7,68 juta (setara dengan US$ 5.11 juta).

Untuk diketahui, Nusantara Resources Limited adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Australia dan merupakan pemegang saham dari PT Masmindo Dwi Area (Masmindo).

Masmindo memiliki hak eksklusif untuk mengeksplorasi Proyek Emas Awak Mas hingga tahun 2050, yang memiliki perkiraan cadangan ore sebesar 1,1 juta ounce dan sumber daya sebesar 2 juta ounce di Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) melanjutkan diversifikasi usaha non-batubara

Pada tanggal 23 Januari 2019, IMI menambah saham Nusantara sebanyak 2.780.260 lembar, dengan total biaya transaksi sebesar AUD$ 639.4 ribu. Dengan demikian INDY memiliki 19,9% saham Nusantara Resources Limited melalui IMI.

Meski tengah getol diversifikasi di segmen non batubara, Leonardus mengaku kontribusi sektor non batubara terhadap net profit INDY masih sangat kecil. “Kontribusi dari sektor non batubara masih sangat kecil, kurang dari 10% net profit,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8).

Meski demikian, Leonardus yakin bahwa kontribusi sektor non batubara akan semakin meningkat. Dia mengatakan, dalam rencana bisnis diperkirakan dalam lima tahun ke depan kontribusi segmen non batubara akan meningkat hingga 25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×