kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.710   28,00   0,17%
  • IDX 8.654   4,08   0,05%
  • KOMPAS100 1.190   -1,12   -0,09%
  • LQ45 853   0,49   0,06%
  • ISSI 309   0,94   0,31%
  • IDX30 437   -2,65   -0,60%
  • IDXHIDIV20 506   -2,92   -0,57%
  • IDX80 133   0,10   0,08%
  • IDXV30 138   0,03   0,02%
  • IDXQ30 139   -0,84   -0,60%

Indeks SUN tembus 100 di semester I-2011


Jumat, 25 Februari 2011 / 08:46 WIB
Indeks SUN tembus 100 di semester I-2011
ILUSTRASI. Ilustrasi bursa AS


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Investor asing menyerbu obligasi pemerintah lagi. Porsi kepemilikan asing di Surat Utang Negara melonjak jadi Rp 199,77 triliun pada 22 Februari lalu.

Analis obligasi dan ekonom Trimegah Securities Imam MS menilai investor asing memanfaatkan lelang Surat Utang Negara (SUN) yang berlangsung pada 21 Februari lalu, untuk kembali menempatkan dananya di obligasi pemerintah. "Di antara negara lain yang sama-sama mengalami koreksi pasar dan kenaikan inflasi, Indonesia masih merupakan tujuan yang aman untuk berinvestasi," ujar Imam, Kamis (24/2).

Namun harga surat utang pemerintah masih sulit untuk rally. Indeks SUN selama sebulan terakhir bergerak dalam kisaran yang sempit, antara 96,84 hingga 98,18.

Indeks SUN yang dihimpun Perhimpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) pada penutupan Kamis (24/2) sebesar 97,96. Nilai tersebut lebih rendah daripada penutupan indeks SUN sehari sebelumnya, 98,02.

Imam menganalisis tertahannya harga indeks lantaran investor lokal memanfaatkan masuknya investor asing untuk merealisasikan keuntungan dengan melepas barang.

Analis memprediksi volatilitas di pasar SUN tahun ini masih tinggi. Meskipun begitu, harga SUN masih berpotensi naik tinggi di semester pertama 2011. "Di semester satu indeks SUN bisa menembus level 100," ujar Imam.

Banyak hambatan

Namun harga SUN di kisaran tinggi tidak akan bertahan. Analis memperkirakan sepanjang semester II-2011, indeks SUN akan lebih banyak bergerak di bawah kisaran 100.

Direktur Utama Jakarta Investment Markus Suryawan berujar, investor menganggap obligasi negara sebagai tempat investasi yang aman dalam jangka pendek. Namun untuk jangka panjang, investor masih mewaspadai ancaman inflasi ngebut serta kenaikan suku bunga acuan.

Apalagi di semester dua ada bulan Ramadhan serta Idul Fitri dan Natal. Perayaan hari besar keagamaan itu kerap mendorong laju inflasi secara musiman. Pemicu inflasi yang lain adalah kenaikan harga minyak. Dus, Imam melihat investor lebih memilih memakai strategi trading tahun ini.

Meski begitu, analis yakin harga obligasi tidak akan jatuh dalam. Pasalnya fundamental Indonesia masih kuat. Apalagi Fitch Ratings menaikkan peringkat surat utang Indonesia jadi BB+.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×