Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Indeks investasi hijau alias SRI-KEHATI mencuri perhatian. Seiring rekor tertinggi baru Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang masa, Indeks SRI-KEHATI mampu mencatat kenaikan 0,8% ke level 363,27 pada akhir pekan lalu.
Bahkan, kenaikan itu melampaui indeks paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI), LQ45. Kenaikan indeks ini sepanjang pekan kemarin hanya 0,56% ke level 987,88.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menyebutkan, moncernya SRI-KEHATI tak lepas dari keanggotaannya. "Empat saham teratas di indeks itu merupakan big cap," ujar dia, Senin (28/8).
Empat big cap tersebut adalah saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Bank Central Asia (BBCA), Unilever Indonesia (UNVR), Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Mengingat big cap memiliki bobot yang besar terhadap IHSG, maka empat saham itu juga mempunyai bobot yang besar terhadap SRI-KEHATI.
TLKM, misalnya, yang punya bobot hingga 14,96%. Kemudian, BBCA berbobot 14,5% terhadap SRI-KEHATI. Sementara UNVR dan BBRI masing-masing 11,87% dan 11,62%.
"Empat saham ini saja bobotnya sudah lebih dari 50% terhadap SRI-KEHATI," tambah David. Sehingga, saham itu yang jadi pemicu utama kenaikan SRI-KEHATI.
Keempat saham tersebut juga aktif ditransaksikan selama pekan lalu. TLKM bahkan jadi saham paling aktif dengan nilai transaksi Rp 1,36 triliun dan volume 284 juta saham.
Prospek fundamental saham juga turut memengaruhi. "BBCA, misalnya, terbukti selalu mencatatkan kinerja stabil," ujar Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim dalam riset pada 8 Agustus 2017.
Prospek itu masih ditambah membaiknya kondisi ekonomi yang bisa mengerek laba bersih BBCA. Meski secara valuasi terutama dengan price earning ratio (PER) sebesar 20,2 kali relatif lebih mahal dibanding big cap lain seperti TLKM, return on equity BBCA masih menarik dengan imbal hasil hampir 19%.
Faktor tersebut dan sektor yang dijalani bisa jadi pertimbangan ketika ingin memilih berbagai indeks yang ada di dalam IHSG. "Saat ini, hindari indeks yang ada saham rokok di dalamnya," ujar David.
Selebihnya, David masih menilai positif saham perbankan dan telekomunikasi seperti TLKM. Saham BBCA dan UNVR juga tetap layak koleksi, dengan target harga masing-masing Rp 22.000 dan Rp 55.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News