kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Indeks S&P 500 mendekati rekor tertinggi gara-gara Microsoft


Kamis, 19 September 2019 / 22:01 WIB
Indeks S&P 500 mendekati rekor tertinggi gara-gara Microsoft
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama S&P 500 bergerak mendekati rekor tertingginya, Kamis (19/9) didorong kenaikan saham Microsoft. Sehari setelah Federal Reserve memangkas suku bunga seperti yang diharapkan.

Mengutip Reuters, pukul 9:54 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 51,07 poin atau 0,19% pada 27.198,15 dan Nasdaq Composite naik 32,42 poin, atau 0,40%, pada 8.209,81.

Baca Juga: Mayoritas bursa Asia menguat setelah pemangkasan suku bunga The Fed

Sementara, S&P 500 sekarang hanya 10 poin di bawah level tertinggi sepanjang masa 3.027,98 pada bulan Juli. Asal tahu, raksasa perangkat lunak itu berencana untuk membeli kembali US$ 40 miliar sahamnya.

Tiga indeks utama Wall Street telah membalikkan keadaan dari pelemahan sepanjang Agustus, tersulut kekhawatiran perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China serta prospek resesi.

Pada hari Rabu (18/9), The Fed mengumumkan penurunan suku bunga 0,25 bps. Tetapi Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pemotongan suku bunga ke depan bergantung pada data.

Baca Juga: Ini pernyataan lengkap The Fed soal penurunan bunga 25 basis poin

Pelaku pasar melihat peluang 42,8% untuk penurunan selanjutnya, menurut FedWatch CME Group. "Saya pikir Fed pada dasarnya membiarkan pintu terbuka untuk melakukan apa pun yang diperlukan," kata Randy Frederick, vice president of trading and derivatives Charles Schwab di Austin.

"Itu semua tergantung pada apa yang terjadi dengan data ekonomi dan perundingan perdagangan (AS-China) selama enam pekan ke depan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×