Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di sepanjang sesi I hari ini (26/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil. Hingga akhirnya, indeks ditutup tak banyak mencatatkan perubahan di sesi I. Tidak hanya itu, nilai transaksi indeks hari ini juga terbilang mini, yakni sebesar Rp 1,719 triliun dari rata-rata nilai harian IHSG sebesar Rp 4 triliun.
Menurut Analis Universal Broker Satrio Utomo, minimnya nilai transaksi terbilang wajar karena pasar regional masih dalam suasana libur Imlek. "Pasar Hong Kong baru buka hari ini. Sedangkan pasar Singapura baru buka kemarin. Nah, pasar Shanghai baru akan dibuka Senin mendatang," jelas Tomi, sapaan akrabnya.
Faktor tersebut yang menyebabkan investor memilih untuk wait and see, sehingga menyebabkan indeks enggan bergerak kemana-mana.
Di sesi II nanti, dia memprediksi, indeks masih akan bergerak mix di kisaran 3.950-3.985 dengan tren jangka pendek adalah menurun. "Tren menurun ini bisa berakhir jika indeks ditutup di atas level 3.985 pada penutupan sore. Jika itu terjadi, indeks akan bergerak flat untuk jangka pendek," jelasnya.
Adapun sejumlah faktor yang mempengaruhi indeks hari ini adalah aliran dana asing yang minim serta prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah level 6% tahun ini. "Berita tersebut menyebabkan investor malas untuk bertransaksi," jelasnya.
Dalam kondisi seperti ini, Tomi merekomendasikan agar investor mempersiapkan plan B karena tren pergerakan IHSG saat ini adalah menurun. "Misalnya saja investor bisa lakukan strategi exit dulu atau menunggu di level bawah," urainya.
Sekadar informasi saja, dalam wawancara dengan Bloomberg, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat kurang dari 6% di 2012 jika Eropa mengalami resesi. Bambang memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin hanya akan tumbuh 5,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News