kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks saham emiten sektor konstruksi masih minus


Selasa, 04 Juli 2017 / 09:30 WIB
Indeks saham emiten sektor konstruksi masih minus


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Saham emiten sektor konstruksi masih tiarap. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), indeks sektor properti, real estate dan konstruksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat turun 3,6%. Angka ini jauh di bawah pencapaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melejit 11,58 sejak awal tahun. Padahal perolehan kontrak baru emiten konstruksi tak terlalu buruk.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), misalnya, mencatatkan kontrak baru Rp 19,98 triliun hingga Mei lalu. Jumlah itu setara 46,21% dari total target 2017, senilai Rp 43,24 triliun. Di periode yang sama, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) meraih kontrak baru Rp 14,9 triliun atau 21,29% dari target tahun ini Rp 70 triliun.

Kemudian PT PP Tbk (PTPP) meraih kontrak baru Rp 12,6 triliun, menanjak 77% year-on-year (yoy). Angka tersebut setara 31% target kontrak baru PTPP hingga akhir 2017, senilai Rp 40,6 triliun. Sementara PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraup kontrak baru Rp 5,3 triliun, setara 25% target kontrak baru 2017.

Rata-rata harga saham emiten konstruksi juga masih melemah. Harga saham WIKA menyusut 5,93% (ytd), WSKT merosot 8,24% (ytd), PTPP anjlok 15,22% (ytd). Hanya saham ADHI yang meningkat 1,92% (ytd).

Kepala Riset Institusi MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menilai, terjadi anomali pada saham konstruksi di semester pertama. Hal ini lantaran pelaku pasar mengkhawatirkan kemampuan pendanaan emiten konstruksi. Sebab, sektor ini butuh dana cukup besar.

Hal ini lantas menahan investor masuk sektor konstruksi. "Tetapi kami melihat hal ini sebagai kesempatan. Meski harga saham turun, kinerja emiten konstruksi naik," ungkap Thendra kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, ada saatnya bagi saham konstruksi untuk berbalik menanjak. Salah satu faktor pemicunya adalah stempel investment grade terhadap peringkat utang Indonesia dari Standard & Poor's (S&P). Dengan membaiknya peringkat utang Indonesia, hal ini tentu berpotensi mengundang masuk dana asing (capital inflow) ke bursa saham domestik.

Thendra merekomendasikan buy saham sektor konstruksi badan usaha milik negara (BUMN), seperti WSKT, WIKA dan PTPP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×