kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks keyakinan konsumen naik, apa dampaknya ke saham barang konsumsi?


Rabu, 09 Desember 2020 / 21:07 WIB
Indeks keyakinan konsumen naik, apa dampaknya ke saham barang konsumsi?
ILUSTRASI. Petugas keamanan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi membaik. Mengutip survei konsumen Bank Indonesia (BI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2020 meningkat menjadi 92,0 dari 79,0 pada bulan sebelumnya. 

Perbaikan keyakinan konsumen ini terdorong ekspektasi konsumen yang positif terhadap kondisi ekonomi ke depan. Misalnya, peningkatan ekspansi kegiatan usaha serta kenaikan penghasilan, dan ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang. 

Ekspektasi ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang juga mengalami peningkatan menjadi 123,9 pada bulan November 2020 dari 106,6 pada bulan sebelumnya. 

Baca Juga: IHSG berpeluang menyentuh level 6.000 pada pekan ini

Sementara itu, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini juga membaik walau masih berada pada area kontraksi. Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) November 2020 tercatat 60,1 naik dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 51,5. Asal tahu saja, level tersebut tergolong rendah karena berada di area pesimis atau di bawah 100. 

Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya menjelaskan, peningkatan IKK memang akan berdampak positif terhadap saham-saham barang konsumen. Akan tetapi, pengaruhnya tidaklah signifikan. 

"Hal ini disebabkan sepanjang tahun 2020 kinerja penjualan dari sektor konsumen cenderung mendapat dampak yang lebih minim dibanding sektor-sektor lainnya," jelas Rendy kepada Kontan.co.id, Rabu (9/12). Sektor barang konsumen tidak terlalu terdampak karena mayoritas produk merupakan kebutuhan primer. 

Walau sentimen positif perbaikan IKK tidak berpengaruh signifikan, Rendy melihat saham barang konsumen masih menarik. Sebab kinerja emitennya ke depan, tidak terhindarkan dari momentum perbaikan ekonomi.

Baca Juga: Imbal hasil unitlink ikut terkerek penguatan IHSG, siapa juaranya?

Oleh karenanya, saham-saham seperti ICBP dan INDF masih atraktif dikoleksi. Apalagi, kinerja keduanya di tahun 2020 masih solid khususnya dari segmen utama yakni mie instan. Di sisi lain, tahun 2021 saham Grup Indofood itu akan ditopang katalis positif berupa perbaikan harga Crude Palm Oil (CPO). 

"Hal ini akan mendorong pertumbuhan kinerja segmen agribisnis dari INDF," imbuh Rendy. Ia pun merekomendasikan buy ICBP dengan target harga 12.450 dan buy INDF dengan target harga 8.850. 




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×