kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.097   0,57   0,01%
  • KOMPAS100 1.061   -1,66   -0,16%
  • LQ45 834   -1,33   -0,16%
  • ISSI 215   0,18   0,08%
  • IDX30 426   -0,55   -0,13%
  • IDXHIDIV20 514   0,79   0,15%
  • IDX80 121   -0,21   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,28   -0,22%
  • IDXQ30 142   -0,01   0,00%

Indeks Asia menuju level tertinggi sejak Juni 2008


Rabu, 08 Mei 2013 / 13:26 WIB
Indeks Asia menuju level tertinggi sejak Juni 2008
ILUSTRASI. Ada banyak penyebab keputihan yang bisa Anda alami.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Bursa Asia masih memberikan senyuman cerah pada transaksi hari ini (8/5). Dengan demikian, kenaikan indeks acuan di kawasan regional ini sudah berlangsung selama tiga hari belakangan. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.22 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,7%, mendaki menuju level penutupan tertingginya sejak Juni 2008.

Sejumlah indeks acuan Asia mencatatkan kenaikan. Indeks Nikkei 225 Stock Average, misalnya, naik 0,74%. Indeks saham lainnya yaitu: S&P/ASX 200 Index Australia naik 0,9%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,1%, dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,6%. Shanghai Composite China juga naik sebesar 0,3%.

Salah satu faktor utama penggerak bursa Asia adalah data neraca perdagangan China yang tumbuh lebih besar ketimbang prediksi para ekonom. Sekadar informasi, secara tidak terduga, tingkat ekspor dan impor China meningkat pada bulan April kendati para ekonom merasa skeptis.

Pengiriman dari China naik 14,7%. Sementara, prediksi ekonom yang disurvei Bloomberg mematok angka sebesar 9,2%. Meski demikian, tingkat pengiriman barang ke AS dan Eropa mengalami penurunan. Sedangkan tingkat impor naik 16,8% dan surplus perdagangan mencapai US$ 18,2 miliar, lebih tinggi dari yang diproyeksikan.

Sementara itu, Matthew Sherwood, head of investment market research Perpetual Ltd berpendapat, saat ini pelaku pasar didorong oleh stimulus yang digelontorkan bank sentral. "Data ekonomi masih dalam kisaran yang labil, di mana data tersebut terbilang lemah sehingga menyebabkan bank sentral terus menggelontorkan stimulus, namun terbilang cukup baik untuk menjaga ekspektasi kinerja menjadi positif," paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×