kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor India topang harga CPO


Kamis, 28 Februari 2013 / 08:16 WIB
Impor India topang harga CPO
ILUSTRASI. Dua pengendara melintas di Jalan Ngurah Rai di kawasan Taman Titi Banda, Denpasar, Bali, Jumat (15/5/2020). Cuaca besok di Jawa dan Bali cerah hingga hujan sedang, menurut prakiraan BMKG. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Impor CPO India yang meningkat diperkirakan akan mengerek harga CPO ke level tertinggi pada tahun 2013 ini. Impor CPO India diprediksi meningkat menjadi 17,5 juta ton tahun ini.

Atul Chaturvedi, CEO perusahaan importir terbesar India yang 50% sahamnya dimiliki oleh Wilmar International Ltd memperkirakan, besarnya impor India tersebut akan menjadi pendorong setelah harga CPO melemah. Harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia yang pada penutupan Selasa (26/2), untuk pengiriman Mei sempat menyentuh harga RM 2.451 per metrik ton.

India memenuhi lebih dari separuh kebutuhan minyak goreng melalui impor yang sebagian besarnya diambil dari produksi sawit asal Malaysia dan Indonesia. Prediksi peningkatan impor inilah yang menopang harga CPO yang dalam lima minggu belakangan ini turun.

Chung Yang Ker, analis Phillip Futures Pte di Singapura mengatakan, produksi CPO Malaysia bakal menurun. "Pasar futures juga sedikit oversold setelah turun lima sesi berturut-turut dan kini kita bisa melihat perburuan di harga murah," kata Chung kepada Bloomberg.

Asal tahu saja, berdasarkan laporan Dewan Kelapa Sawit Malaysia, sampai dengan Desember 2012 lalu, persediaan sawit di negeri tersebut melonjak ke posisi 29,5 juta ton, sebelum di Januari 2013 lalu, jatuh ke level 2,58 juta ton. Impor CPO dari India Januari lalu mencapai 1,13 juta ton, naik 74,47% dibandingkan dengan Januari 2012.

Namun, Ariston Tjendra, analis Monex Investindo berpendapat, besarnya impor India tersebut belum akan mampu mengangkat harga CPO sampai ke level tertinggi. Hal tersebut disebabkan oleh masih lesunya kondisi perekonomian dunia sepanjang tahun ini. "Belum pulihnya ekonomi Eropa dan Amerika Serikat akan menekan harga CPO," kata Ariston.

Senada, Ariana Nur Akbar, analis Senior Monex Investindo Futures juga memperkirakan bahwa harga CPO akan cenderung turun. Kemungkinan ini disebabkan oleh mulai melemahnya permintaan CPO dari China. Kondisi tersebut, menurut dia, membuat investor dan trader menjadi khawatir akan prospek harga CPO.

Atas kondisi itulah Ariana memperkirakan, secara teknikal harga CPO masih bergerak turun dalam beberapa waktu ke depan, dengan kecenderungan fluktuatif. "Ini memberikan indikasi bahwa harga akan mulai membentuk celah turun," kata Ariana, Selasa (26/2).

Ariana memprediksi, sampai akhir pekan ini, harga CPO akan berada di support RM 2.396 dan resistance RM 2.582. Sedangkan, Ariston menduga, harga CPO akan di bawah RM 2.470 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×