Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga batubara masih belum mampu bangkit. Hingga Senin (24/8) harga batubara kontrak pengiriman September 2015 di bursa ICE Futures Exchange turun 0,97% ke level US$ 55,95 per metrik ton. Harga sudah tergerus 3,70% sepanjang pekan terakhir serta ambruk 6,90% sejak akhir 2014 silam.
Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures secara fundamental umum komoditas sedang tertekan. Maka tidak heran harga batubara pun kian loyo. Walaupun memang tekanan saat ini lebih karena kekacauan ekonomi di China bukan lagi didominasi spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. “Terus lemahnya harga minyak juga menambah beban batubara,” tambah Wahyu.
Sehingga hingga akhir tahun 2015 nanti peluang pergerakan harga batubara masih bergerak dalam range yang sempit. Pasalnya, meski mulai ditinggalkan, kebutuhan batubara masih terjaga karena biaya besar yang dibutuhkan untuk segera beralih ke energi ramah lingkungan.
Sebabnya, meski kebutuhan masih tinggi namun pelemahan ekonomi global turut menyeret lesunya permintaan batubara. Lihat saja menurut laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ekspor batubara Indonesia hingga Agustus 2015 sudah turun 18% sepanjang tahun 2015.
Tercatat pengiriman batubara Indonesia periode Januari – Juli 2015 hanya 186,8 juta ton atau lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2014 yakni 227,9 juta ton. “Ini efek dari China menggiatkan penambangan lokal akibat dari gejolak ekonominya,” kata Wahyu.
Impor batubara China di semester satu 2015 turun 38%. Indonesia merupakan yang paling terpukul akan hal ini. Sebabnya, pemangkasan pengiriman Indonesia ke China mencapai 49%. Tekanan bagi harga batubara tidak hanya datang dari minimnya permintaan China.
Konsumsi batubara dalam negeri sendiri menurun dari 47 juta ton menjadi hanya 46,1 juta ton sepanjang semester satu 2015 dibanding tahun sebelumnya. "Maka pelemahan harga batubara masih akan berlanjut," papar Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News