kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal hasil SUN acuan makin tipis


Senin, 07 Januari 2013 / 07:29 WIB
Imbal hasil SUN acuan makin tipis
ILUSTRASI. Jadwal, urutan map, daftar provinsi yang ikut kualifikasi PRA-PON PUBG Mobile


Reporter: Wahyu Satriani, Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Menyambut tahun baru, pasar surat utang negara (SUN) bergairah. Permintaan SUN terjadi di tenor pendek hingga panjang. Investor asing mengincar SUN tenor menengah-panjang. Sedangkan, investor domestik memilih tenor pendek.

Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) per 4 Januari 2013 menunjukkan SUN acuan bertenor 10 tahun seri FR0063 menorehkan yield 5,03%. Ini adalah yield terendah sejak FR0063 terbit akhir Agustus 2012 di level 6,27%. Yield SUN acuan bertenor lima tahun seri FR0066 juga turun menjadi 4,56% pada posisi 4 Januari 2013 dibandingkan akhir Desember 2012.

Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih bilang, penurunan yield terjadi karena banyak investor berburu SUN. "Menjelang akhir tahun, minat investor terutama asing untuk masuk semakin tinggi," ujar Lana, Minggu (6/1).

Herdi Rabu Wibowo, Head of Debt Capital Market BCA Sekuritas mengatakan, investor asing masih mengincar SUN. "Asing masuk dan mengincar tenor menengah-panjang 15 - 20 tahun," tutur dia.

Investor lokal, seperti perbankan juga menyerbu masuk ke SBN di awal tahun ini. Perbankan memanfaatkan SBN untuk memarkir dana berlebih setelah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diperketat oleh bank sentral. Perbankan melirik SBN acuan bertenor untuk penempatan dananya.

Herdi menduga, penurunan yield akan terjadi hingga akhir Januari. Dia memperkirakan, yield akan turun 15 - 25 basis poin hingga akhir Januari.

Cerahnya pasar SBN awal tahun ini tidak akan berlangsung sepanjang 2013. Menurut Herdi, akan ada tekanan kenaikan inflasi sebagai dampak kenaikan tarif dasar listrik. Imbal hasil SBN akan naik karena kenaikan inflasi. Ia memperkirakan, dampak kenaikan hanya sebentar.

Lana juga menduga, yield akan naik. Sebab, sepanjang tahun ini dan tahun depan, pemerintah dihadapkan pada utang jatuh tempo. "Banyaknya utang jatuh tempo akan mendorong pemerintah menerbitkan obligasi baru dengan imbal hasil yang lebih tinggi," ucap Lana.

Menurut Lana, pemerintah akan menutup kebutuhan refinancing 2014-2018 lewat penerbitan obligasi baru. Karena itu, penawaran yield akan lebih menarik. "Kemungkinan lebih tinggi antara 50 - 100 basis poin," tutur Lana.

Lana menduga, pemerintah akan memperbanyak penerbitan obligasi di awal tahun untuk menyerap investor sebanyak mungkin. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang menargetkan Rp 57,5 triliun dana dari lelang SBN sepanjang kuartal pertama 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×