Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap yang menempatkan dana di obligasi korporasi mencetak imbal hasil mini, tidak sampai 1%. Bandingkan dengan rerata imbal hasil reksadana pendapatan tetap selama Juli, yaitu 1,63%.
Satu produk yang berkinerja mini adalah MNC Dana Likuid, yang dirancang PT MNC Asset Manajemen. Reksadana ini hanya menghasilkan kinerja 0,57% selama Juli.
Fund Manager MNC Asset Management, Akbar Syarif, mengatakan, mayoritas aset dasar reksadana itu adalah obligasi korporasi. "Sekitar 80% dana ditempatkan di obligasi korporasi," papar dia. Return satu bulan cenderung tipis. Namun jika menyimpan sampai jatuh tempo atau hold to maturity return yang diperoleh justru lebih stabil.
Namun, penjualan obligasi korporasi memang tidak semudah penjualan obligasi pemerintah. Dengan kata lain, likuiditas perdagangan obligasi korporasi rendah. "Return-nya agak rendah karena harga obligasi korporasinya juga stabil, tidak terlalu terpengaruh fluktuasi seperti obligasi pemerintah," ujar Akbar.
Namun reksadana itu mencatatkan return 4,33%, jika dihitung dari sejak awal tahun. Perusahaan menargetkan MNC Dana Likuid bisa memberi imbal hasil sebesar 8% sepanjang tahun ini.
Akbar optimistis, target tersebut tercapai karena obligasi yang dipilih memberikan kupon bunga yang tinggi. "Hampir semua jenis obligasi kami beli, mulai dari sektor infrastruktur, pertambangan, multifinance, dan perbankan. Misalnya saja obligasinya Antam dan Telkom," tutur Akbar. Yang baru masuk dalam daftar portofolio reksadana itu adalah obligasi Agung Podomoro Land yang baru terbit.
Minim dan stabil
Jisawi Asset Manajemen juga memfokuskan penempatan dana Jisawi Obligasi Plus di obligasi korporasi. Sunggul Situmorang, Direktur Jisawi Asset Management mengatakan, cukup selektif dalam memilih aset dasar.
Surat utang yang menjadi pilihan adalah obligasi yang memiliki peringkat, minimal, single A. Jisawi juga membatasi lini bisnis dari perusahaan penerbit obligasi pada multifinance dan perbankan.
Return yang dijanjikan Jisawi Obligasi Plus hanya 0,7% tiap bulan. Sedangkan target imbal hasil setahun 8,4%.
Sunggul membuka kesempatan jika yield obligasi pemerintah naik, akan mengalihkan penempatan dana ke sana. "Total NAB kita di produk ini masih Rp 38 miliar di produk itu, belum sampai Rp 50 miliar. Padahal peraturan menyebutkan maksimal 10% di satu emisi. Obligasi pemerintah itu kan minimumnya agak besar," ujar dia.
Parto Karwito, Direktur PT Infovesta Utama, mengatakan return obligasi korporasi lebih menjanjikan. Namun, secara bulanan, return mini dan lebih stabil.
Parto menyarankan MI maupun investor tidak terlalu agresif di Agustus. Sebab, ada ancaman kenaikan inflasi dan defisit perdagangan selama ramadan. Parto memprediksi, return reksadana pendapatan tetap akan bertambah 3%-4% hingga akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News