Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Namun, keputusan BI ini tidak mampu menghentikan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tetap berada di zona merah.
Pada perdagangan Kamis (25/5), IHSG mengalami koreksi sebesar 0,62% menjadi level 6.704.
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia, Wisnu Prambudi, menyatakan bahwa keputusan RDG BI kali ini tidak berdampak signifikan pada pasar.
Baca Juga: IHSG Turun 0,01% ke 6.703 di Sesi I Jumat (26/5), INDY SRTG, UNTR Top Gainers LQ45
Bahkan dalam jangka pendek, IHSG diprediksi akan cenderung melemah karena minimnya katalis positif.
"Kami melihat kondisinya cenderung netral. Pasar masih menunggu dan melihat perkembangan katalis global, terutama plafon utang Amerika Serikat (AS)," ujar Wisnu pada Kamis (25/5).
Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto, mengamati bahwa pelemahan IHSG disebabkan oleh sentimen eksternal.
Pasar memperhatikan perkembangan terkait plafon utang Amerika Serikat (AS), serta data Produk Domestik Bruto (PDB) yang diproyeksikan akan turun secara kuartalan.
Baca Juga: Intip Rekomendasi CPIN, BFIN, WIIM, CMNT dan BBCA dari Bahana Sekuritas Jumat (26/5)
"Bursa luar juga mengalami penurunan, jika kondisinya membaik, seharusnya IHSG juga lebih kuat," kata Pandhu.
Meskipun demikian, Pandhu melihat prospek yang cenderung positif.
Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa pelaku pasar tidak perlu terlalu khawatir terhadap fenomena "Sell in May and Go Away".
Pandhu menyarankan para investor untuk mulai mengantisipasi rotasi sektor yang berpotensi mengarah ke saham properti.
Saham KIJA, SSIA, dan DMAS menarik untuk diperhatikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News