Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau di akhir pekan. Jumat (12/12) IHSG naik 0,15% ke 5.160,43. Namun selama sepekan, IHSG melemah 0,53%. Investor asing juga mencatatkan net buy Rp 42,39 miliar di akhir pekan, setelah tujuh diwarnai aksi jual.
Bursa Asia yang tercermin dalam indeks MSCI Asia Pacific ikut naik 0,3% di akhir pekan ke 137,16 pada pukul 16.04 waktu Hong Kong. Sepekan bursa Asia turun 2,04%.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan ini dipicu harga minyak dunia yang terus menurun dan rupiah yang melemah. Di akhir pekan rupiah menembus Rp 12.440 per dollar Amerika Serikat.
Sementara David Nathanael Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, IHSG selama ini cenderung diwarnai oleh aksi profit taking dari para investor. Selain itu, indeks saham juga terkena dampak dari data ekonomi China yang kurang kondusif.
Namun menurut Aditya, sentimen dari dalam negeri malah cenderung positif. "Bisa dilihat dari keadaan makro fundamentalnya cukup baik," kata dia. Hal tersebut terbukti dari BI rate yang diputuskan di 7,75%. Ia menambahkan, menjelang akhir tahun akan dipenuhi aksi window dressing sehingga masih bullish.
Pekan depan, kedua analis menilai, investor masih menanti hasil pertemuan The Fed yang diselenggarakan Rabu (17/12). IHSG juga dibayangi sentimen negatif karena melemahnya rupiah.
David memperkirakan, IHSG melemah di 5.030-5.200. Dan Aditya memproyeksikan, menguat di 5.130-5.210.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News